Tuesday, June 28, 2016

Fadli Zon - Polos Jujur Lucu dan Dungu



Ketika seseorang diangkat menjadi pejabat negara seharusnya dia sadar bahwa dirinya berserta anggota keluarganya akan menjadi sasaran tembak lawan lawan politiknya.
Namun sebagian besar pejabat tidak memikirkan hal tersebut melainkan lebih cenderung memanfaatkan jabatannya untuk menggunakan fasilitas negara demi kepentingan pribadi dan keluarga.

Bukan sekali atau dua kali rakyat Indonesia disuguhi berita mengenai pejabat yang minta dilayani layaknya seorang Raja oleh rakyat.

Ketika seorang FZ datang ke US lalu ber-selfie ria dengan seorang pendukung Trump saat berkampanye, dapatlah kita bayangkan betapa bangga dan senangnya hati FZ saat itu layaknya seorang ABG bertemu dengan idolanya. Jingkrak jingkrakan sambil foto foto bareng.

Secara pribadi, saya tidak munafik untuk mengatakan bahwa kalau saya menjadi seorang pejabat maka saya tidak akan melakukan hal yang sama seperti yang dilakukan oleh FZ, karena saya tidak pernah menjadi seorang pejabat tinggi negara. Namun setidaknya saat ini saya tau dan sadar apa yang diharapkan oleh rakyat dari seorang pejabat negara, dan menjaga etik.

Seperti yang sering dikatakan oleh Gubernur Ahok dengan mengutip pernyataan Abraham Lincoln "Bila anda ingin mengetahui karakter seseorang yang sesunguhnya, berilah dia kekuasaan".
Lagi lagi FZ menunjukan Kepolosan dan Kejujurannya kepada rakyat Indonesia bahwa siapa dia dan karakter dia yang sebenarnya.

Bila saja setiap KJRI di luar negeri menyediakan fasilitas antar jemput WNI yang akan berkunjung ke negara tersebut dengan hanya membayar $100, saya yakin dengan seyakin yakinnya ada ribuan WNI yang akan menggunakan fasilitas antar jemput tersebut. Apalagi dijemput dengan mobil ber-plat nomor CD (Corps Diplomatic).

Namun sayangnya KJRI tidak memiliki bisnis sampingan tersebut sehingga banyak pejabat negara arogan yang terlalu sadar bahwa dirinya adalah 'Pejabat' lalu bertingkah seperti 'Boss', tanpa mengindahkan kode etik untuk tidak menggunakan fasilitas negara (uang rakyat) untuk kepentingan pribadi dan keluarga.

Membaca isi surat dengan kop surat dan tanda tangan Fadli Zon kepada Menlu untuk mengganti ongkos bensin $100 kepada KJRI NY dan sisanya untuk tip supir, sepertinya saya sedang membaca sebuah lelucon "Ketawa Ala Fadli Zon". Betapa polos jujur lucu dan dungu nya orang yang mengarang tulisan surat tersebut.

Seorang pejabat tinggi negara yang tidak bisa membedakan antara surat untuk Menlu / KJRI dengan surat untuk Biro Travel.


Selamat sore dan sejahtera selalu.
Raymond Liauw