Monday, November 30, 2015

MUSLIM, KRISTIANI, YAHUDI dan TERORIS


 
Saya yakin banyak orang di Indonesia berpikir bahwa perang Palestina adalah perang antar agama. Saya juga sering membaca tulisan caci maki seperti “Yahudi Bangsat” atau “Yahudi Biadab” atau bahkan “Yahudi Laknatullah”. Mereka tidak sadar bahwa pola pikir mereka sangat kerdil dan sangat mudah terprovokasi untuk melaknat suatu bangsa tanpa melihat jelas apa yang sebenarnya terjadi di Palestina.


Tidak dapat dipungkiri konflik Israel vs Palestina karena perebutan wilayah sudah terjadi sejak zaman dahulu kala bahkan sudah ada tertulis di kitab Perjanjian Lama. Namun saat ini konflik akan semakin diperumit karena semakin banyak negara ikut campur dengan berbagai alasan terselubung. Apalagi setelah diperkirakan oleh para ahli geology bahwa di Jalur Gaza terdapat kandungan minyak sebanyak 1/3 dari total yang ada di seluruh Timur Tengah. Melihat situasi ini, bukan hanya US dan negara negara Eropa yang tergiur untuk meminta jatah “potongan pizza” tapi negara negara di sekitar Palestina terutama Israel dan Arab Saudi pun turut meneteskan air liurnya.

Benar saja, pada tahun 2007 ditemukan kandungan gas alam sebanyak 1,4 triliun kaki kubik di lepas pantai Gaza. Kekayaan alam tersebut bernilai sekitar US$ 4 billion, ini adalah jumlah yang sangat fantastic, walaupun itu hanyalah sebagian daerah saja, belum keseluruhan yang terkandung di Jalur Gaza.


Pihak Israel selalu menuding Hamas sebagai organisasi teroris yang ingin menguasai ladang minyak Jalur Gaza, sedangkan pihak Hamas terus meneriakan yel yel Anti Israel dan menuding pihak Israel ingin menguasai Jalur Gaza karena kandungan buminya. Memperdebatkan perang Palestina vs Israel memang tidak ada habisnya dan tidak berujung malah akan menciptakan debat kusir.


Namun, ada satu hal menarik yang dapat kita lihat dan tidak dapat kita pungkiri bahwa rakyat Palestina memeluk agama Islam, Nasrani dan Yahudi. Mereka adalah orang orang yang lahir dan besar di tanah Palestina. Mereka pulalah yang menginginkan kemerdekaan Palestina.


Jadi, jangan anda heran kalau anda mendengar atau melihat video ada orang Yahudi dan Nasrani turut berperang melawan tentara Israel. Anda pun tidak perlu heran bila terdapat wanita dan anak anak Yahudi atau Nasrani terbantai oleh tentara Israel.


Kalau anda menyumbang uang atau memiliki hasrat ingin berjihad melawan Israel hanya karena anda membenci Yahudi dan Nasrani di Palestina, sebenarnya anda salah, sebab sesungguhnya dana sumbangan anda adalah juga untuk kaum Yahudi dan Nasrani di Palestina.

Kalau anda menyumbang uang kepada negara Israel karena anda membenci Muslim di Palestina, anda pun juga salah, sebab sesungguhnya dana sumbangan anda digunakan oleh tentara Israel untuk membantai kaum Yahudi dan Nasrani di Palestina yang menentang kebijakannya.


Naaahhhh……. Bingung kaaannnnn………. pegangan, bro biar tidak jatuh sebab ini hanyalah kisah awal dari topik yang sebenarnya.


Selama ini, begitu mendengar kata teroris maka sebagian orang akan langsung mengidentikannya dengan Islam apalagi bila si pelaku meneriakan kata “Allahu Akbar” sebelum menjalankan aksinya.

Orang orang Kristen “bersumbu pendek” akan bilang: “sudah biasalah teroris itu Islam karena mereka diajarin begitu sih di kitab sucinya”.

Perut saya langsung terasa mulas dan ingin sekali buang gas tepat di wajahnya “Tiiiiiitttt…… Preeetttt…..”.


Berdasarkan data statistik tahun 2010, Indonesia adalah negara dengan jumlah umat Muslim terbanyak di dunia, dan hampir 90 % dari total populasi (+/- 250 juta) adalah pemeluk agama Islam. Berarti sekitar 225 juta rakyat Indonesia adalah Muslim sedangkan 25 juta lainnya adalah non-Muslim.


Jadi, bila apa yang dikatakan oleh para Kristiani Sumbu Pendek benar bahwa Islam adalah teroris, maka di Indonesia sudah tidak ada lagi Gereja Kathedral – Jakarta. Tidak ada lagi gereja gereja Katholik dan Protestan. Tidak ada lagi pura di Bali. Bahkan pemerintah Indonesia juga sudah menghapus hari raya keagamaan selain hari raya agama Islam sebagai tanggal merah (hari libur).

Dalam kenyataannya, sampai hari ini sampai detik ini di Indonesia masih mengakui keanekaragaman agama dan merayakan semua hari raya agama Islam, Kristen Katholik, Kristen Protestan, Budha, Hindu bahkan Imlek pun yang jelas jelas kebudayaan import dari China juga dianggap sebagai hari libur nasional.

Berarti teori para Kristiani Sumbu Pendek yang mengatakan bahwa Islam identik dengan teroris adalah Tidak Benar.


Apakah terorisme ??
Terorisme merupakan aksi kekerasan yang dilakukan oleh sekelompok orang, dimana korbannya seringkali adalah orang orang
yang tidak bersalah. Mereka melakukan kekerasan dengan tujuan menarik perhatian publik untuk memperoleh simpati terhadap apa yang mereka perjuangkan.
 
 


Dengan cara berpikir pendek yang hanya melihat para anggota dan simpatisan beberapa organisasi teroris seperti Taliban, AlQaeda, ISIS dan Boko Haram adalah Muslim maka banyak orang langsung mengidentikan Muslim sebagai teroris. Padahal, aksi teroris juga banyak dilakukan oleh umat Nasrani.


Mungkin diantara kalian ada yang bilang: “si Raymond Liauw ini kalau ngomong asal ngejeblak tidak pakai otak menjelekan agamanya sendiri. Yesus Kristus mengajarkan cinta kasih dan tidak ada orang Kristen yang melakukan kekerasan apalagi menjadi teroris”.


Hmmm…… tenang, bro jangan grasak grusuk emosi dulu. Santai saja, Belanda masih jauh banget, jalan kaki pula.


Saya mau tanya, taukah anda bahwa ada beberapa organisasi teroris dunia yang sangat ditakutkan, yang para pengikut dan simpatisannya adalah Non Muslim ?? mereka adalah teroris Katholik dan Protestan.


Revolutionary Armed Forced of Colombia, negara Kolombia

Kelompok teroris ini masuk 8 besar sebagai salah satu teroris bengis di dunia. Berdiri sejak tahun 1964 masih setia dengan paham Marxis-Leninis, dimana dalam aksinya mereka menjarah dan tidak segan segan membunuh orang orang kaya untuk dirampok hartanya untuk diberikan kepada orang miskin. Kelompok teroris ini juga terkenal dengan keahliannya dalam melakukan bisnis narkoba secara internasional. Dalam suatu wawancara di salah satu acara TV, mereka mengatakan sebagian besar penghasilan yang mereka peroleh dari hasil rampok dan hasil penjualan narkoba disumbangkan kepada rakyat miskin di Kolombia serta diberikan kepada komunitas gereja gereja.


Irish Republican Army (IRA) / Tentara Republik Irlandia, negara Irlandia.

Sejak tahun 1969 terjadi konflik Protestan (immigrant Inggris) melawan kelompok Irlandia (Katholik). Dalam melakukan aksinya kelompok bersenjata IRA dikenal dengan terror bom mobil dengan sasaran pejabat negara Inggris dan tidak jarang menimbulkan korban sipil. Mereka tidak meneriakan kata “Allahu Akbar” seperti para teroris di Timur tengah, melainkan membuat tanda salib di dada sebelum melakukan aksi terornya yang menyatakan bahwa mereka berjuang demi agama Katholik.


Belum lagi apa yang terjadi di Bosnia, dimana sebanyak 60,000 umat muslim dibantai oleh tentara Kristiani, begitu pula dengan yang terjadi di Afrika Tengah dimana umat Muslim dan Kristiani saling kejar saling bunuh.


Dengan semua kenyataan yang ada ini, apakah anda sebagai Kristiani masih tetap membela diri dengan mengatakan tidak ada orang Kristen yang melakukan kekerasan ??


Ketika rasa ego dan keserakahan telah menguasai jiwa raga seseorang maka apapun agamanya, dia dapat melakukan tindak kekerasan dan teror. Mereka adalah para pengecut yang menyimpangkan ajaran cinta kasih agamanya dan berlindung di ketiak agamanya hanya untuk memperoleh kepuasan dan kekuasaan dunia.


Pemimpin umat Katholik sedunia, Paus Fransiskus mengatakan bahwa radikalisme selalu ada di setiap agama. Di kesempatan lainnya Paus juga mengatakan bahwa Islam adalah ajaran cinta kasih.


Sewaktu pemimpin PLO Almarhum Yasser Arafat masih hidup, setiap tahun beliau hadir di gereja mengikuti upacara Natal dan Paskah. Beliau adalah seorang pemimpin Muslim yang tau benar apa yang sebenarnya terjadi di Palestina.


Hingga kini, ada banyak saudara kita umat Muslim, Kristiani dan Yahudi Palestina yang masih belum menikmati kemerdekaan sebagai manusia. Mereka masih terus berjuang dengan rela mengorbankan jiwa raga melawan kebengisan tentara zionis Israel demi terwujudnya Negara Palestina yang merdeka dan berdaulat.


Umat Muslim, Kristiani maupun Yahudi adalah manusia ciptaan Allah.

Bersatu dan perangilah keangkuhan dan ketamakan dunia. Tunjukan kepada mereka bahwa cinta kasih adalah nilai luhur yang tidak ternilai harganya sekalipun harus nyawa sebagai taruhannya.



Salam damai dan sejahtera selalu.

Raymond Liauw.

Friday, November 20, 2015

“PAPA MINTA SAHAM” dan FREEPORT INDONESIA


Belakangan ini, setiap kali membuka FB, saya selalu disuguhi DENGAN berita heboh “Papa Minta Saham”. Berbagai tanggapan yang bisa dikatakan semuanya menuntut Setya Novanto untuk mundur dari jabatannya sebagai Ketua DPR RI, juga meminta pemerintah untuk menindak lanjuti kasus ini bahkan hingga ke ranah hukum.


Pada awalnya saya berpikir kasus korupsi di Indonesia sudah sangat lazim terutama dilakukan oleh pejabat negara yang memiliki kewewenangan sehingga merasa dirinya kebal hukum.

Namun, setelah saya perhatikan kasus ini unik dan bukan sekedar korupsi biasa karena menyangkut salah satu perusahaan tambang terbesar di dunia.


Ketika sebuah negara baru merdeka atau ingin bangkit dari kehancur leburan akibat perang, negara tersebut membutuhkan banyak dana untuk melakukan pembangunan.

Sudah bukan rahasia umum lagi bahwa Amerika Serikat (AS) dan Eropa akan selalu mengincar dan menawarkan bantuan dengan melakukan investasi asing kepada negara tersebut.


ORDE LAMA

Selepas Indonesia merdeka, AS mengundang Presiden pertama RI, Ir. Sukarno untuk melakukan kunjungan ke negara Paman Sam tersebut bertemu dengan Presiden John F Kennedy. Entah mungkin “kesukaan” Bung Karno telah banyak diketahui orang maka ketika berkunjung ke AS, Bung Karno juga dipertemukan dengan bintang film Hollywood yang saat itu terkenal karena kecantikannya, Marilyn Monroe.

Saya yakin saat itu AS ingin menggandeng negara baru Indonesia sekaligus dijadikan sekutunya. Dengan demikian AS dapat memanfaatkan posisi strategis Indonesia untuk dibangun pangkalan perang sekaligus menjadi pusat kantor CIA di Asia Tenggara.


Dalam kenyataannya, Bung Karno bukanlah seorang Pria yang dapat disetir apalagi dijadikan 'boneka' oleh siapapun layaknya mantan Presiden Philllipina – Ferdinan Marcos.

Sifatnya yang keras pantang dijajah, pantang diatur dan pantang didikte oleh asing, membuat Bung Karno memutuskan untuk keluar dari PBB. Sebaliknya, beliau justru mempererat hubungan Indonesia, China dan Uni Soviet (saat itu), dimana akan digalang sebuah kekuatan baru, yaitu Jakarta - Beijing - Moscow.

Washington kalang kabut sehingga dengan keterlibatan CIA terjadilah drama yang sangat memilukan. Sebuah drama yang mencoreng sejarah bangsa Indonesia, G30S PKI dengan pemeran utama Bapak Suharto.


Bagi saya sejarah Indonesia sangatlah elok untuk dinikmati apalagi bila ada sutradara film sekelas Steven Spielberg mampu menampilkannya melalui layar lebar. Kalau sutradaranya sekelas Raam Punjabi, lebih baik jangan sebab durasi film 3 jam bisa molor menjadi 300 jam.


ORDE BARU

Setelah terjadi pembantaian terhadap 7 Jenderal, Indonesia membuka lembaran sejarah baru yang dipimpin oleh seorang Jenderal yang terkenal sangat ramah, namun di balik senyumnya terdapat suatu sifat kepemimpinan yang tidak dapat disentuh oleh rakyat. Mungkin type pemimpin inilah yang dibutuhkan oleh rakyat Indonesia saat itu.

Apapun yang terjadi dan telah terjadi pada garis tangannya, Suharto menjadi Presiden RI melengserkan Bung Karno pada bulan Maret tahun 1967.

Sangatlah tidak etis bila seseorang yang telah dibantu tidak menghiraukan pihak yang telah membantu, apalagi telah dibantu untuk menjadi orang nomor satu di sebuah negara.

Begitupun halnya dengan Suharto yang juga ingin “membalas jasa” pemerintah AS, maka pada tahun yang sama beliau menjadi Presiden RI kedua, dibuatlah kesepakatan kerjasama antara AS dan Indonesia dalam bentuk penanaman modal asing PT FREEPORT INDONESIA (PTFI), sebuah perusahaan tambang raksasa yang berpusat di Amerika Serikat (AS). Lokasi penambangan dilakukan di Irian jaya (kini Papua).


ORDE REFORMASI

Berpuluh tahun PTFI telah mengeruk jutaan ton emas, hasil bumi Ibu Pertiwi dibawa terbang. Yang sangat mengharukan adalah hingga hari ini rakyat Papua masih belum banyak menikmati hasilnya. Ratusan dari mereka terutama yang hidup di pedalaman Papua masih mengenakan cawat koteka layaknya manusia purba walau hidup di zaman modern canggih ini.

Ternyata, telah terjadi “kebocoran” yang bukan hanya setetes atau dua tetes, melainkan layaknya sungai yang airnya deras mengalir menelusuri ranting ranting untuk memenuhi kantong para pejabat baik daerah maupun pejabat di pemerintah pusat.


Sejak Sang Jenderal Suharto tumbang dari pucuk pimpinan tahun 1998, Indonesia sudah beberapa kali melaksanakan Pemilu dengan pergantian Presiden. Belum ada seorang Presiden-pun yang mampu membongkar kokohnya cengkraman Mafia hingga akhirnya Indonesia memiliki seorang Presiden yang pada awalnya diragukan kemampuan memimpinnya. Bukan hanya karena tubuhnya yang kurus tetapi juga gaya bicaranya yang gemulai dikhawatirkan akan menjadi boneka partai politik pendukung.


Apa yang dikhawatirkan oleh rakyat Indonesia ternyata salah total. Dengan tetap melestarikan budaya nenek moyang, sosok Jokowi yang lemah lembut, sopan dan beriman bukanlah sosok yang mudah untuk dijadikan sebuah boneka apalagi diatur dan didikte oleh bangsa asing.


PTFI yang selama puluhan tahun tidur di ranjang bulu angsa di ruang sejuk ber-AC, berpesta pora bersama para pejabat koruptor peminum “darah” rakyat Indonesia, kini kalang kabut karena kontraknya akan berakhir beberapa tahun ke depan dan belum ada tanda tanda dari pemerintahan Jokowi – JK untuk melakukan perpanjangan. Bahkan sebaliknya, pemerintah Indonesia berniat akan mengambil alih 100% saham PTFI.


Dalam kekisruhan ini, tiba tiba mencuat rekaman pembicaraan seorang pejabat tinggi negara, Setya Novanto – Ketua DPR RI dengan salah satu pejabat PTFI berserta seorang pengusaha konglomerat Indonesia.

Dalam rekaman itu pejabat tinggi negara tersebut mencatut nama Kepala negara RI berserta wakilnya untuk memperoleh saham PTFI sebanyak 20% untuk memuluskan perpanjangan kontrak kerja sama penanaman modal asing antara Freeport dengan pemerintah Indonesia.


Mulai dari rakyat biasa, politikus, hingga petinggi partai memberikan komentarnya termasuk seorang politikus kondang, Prof. DR. Amien Rais yang juga kita kenal sebagai Bapak Reformasi karena berhasil “membujuk” rakyat Indonesia terutama mahasiswa untuk menumbangkan Orde Baru.

Dengan suaranya yang lantang Pak Amien Rais meminta pemerintah untuk membongkar tuntas kasus “Papa Minta Saham” yang memang diinginkan oleh sebagian besar rakyat Indonesia.


Terlepas dari setuju atau tidak setuju dengan Amien Rais, saya melihat kasus ini dengan hal yang nyata untuk dipertimbangkan:


Pertama, selama puluhan tahun PTFI telah melakukan investasi Trilyunan dollar pada penambangan di Papua sehingga sangatlah sulit untuk menerima kenyataan bila harus hengkang apalagi diusir dari indonesia. Belum lagi, seandainya PTFI itu adalah bukan hanya sekedar perusahaan tambang biasa, tetapi juga sejak tahun 1967 merupakan “Kantor CIA” di Asia Tenggara.

 
Kedua, selama ini pula para mafia “tikus” pejabat negara merampok trilyunan rupiah uang rakyat untuk memenuhi pundi pribadi dengan memanfaatkan jabatan dan wewenang yang disandangnya. Apakah mereka dengan mudah merelakan pemerintahan Jokowi JK mengobrak abrik pendaringannya ??


Ketiga, pemilu Indonesia tahun 2014 adalah pemilu yang paling seru sepanjang sejarah sejak Indonesia merdeka. Pasangan Jokowi JK dinyatakan keluar sebagai pemenang walau tidak dengan angka mutlak. Berarti masih banyak rakyat Indonesia yang menjadi pendukung loyal kepada pasangan yang kalah. Bahkan bila kita ingin bicara secara jujur, hingga kinipun dalam kenyataannya masih banyak diantara para pendukung pasangan yang kalah, berharap agar Jokowi JK gagal dalam melaksanakan tugasnya sebagai Presiden dan Wakil Presiden.


Dari ketiga hal yang saya sebutkan di atas, saya berharap rakyat Indonesia untuk terus selalu waspada akan timbulnya gejolak yang dapat memecah belah NKRI, terutama bila benar benar pemerintah Indonesia mengambil alih 100% saham PTFI.


Dengung Anti Syiah kian deras diteriakan. Bangkitnya PKI masih disuarakan sejak pemilu tahun lalu. Ditambah seruan Anti Wahabi dan Anti ISIS juga dilontarkan oleh para tokoh ulama.


Negara Indonesia didirikan dengan tumpahan darah dan pengorbanan jiwa para pahlawan. Janganlah kita hancurkan Bumi Pertiwi hanya untuk kepentingan pribadi atau golongan atau partai politik tertentu.

NKRI harga mati, tidak dapat ditawar dan tidak dapat digadaikan.
Bersatu kita teguh, Bercerai kita runtuh.

MERDEKA !!!