Wednesday, October 30, 2013

MELEPAS MALAM

Gerimis di balik jendela
begitu lembut menyapa sukma

Kabut malam merebah diri
bersandar mesra di peluk bumi

Rembulan menggeliat
bermimpi cinta
membuat iri penghuni angkasa
bahkan
anginpun lupa tuk bermanja

Pujangga bersyair
ranting bersastra
senyum menghias bibir 
menikmati alurnya cerita

Tiada lagi terdengar deru desah
tiada lagi terlihat titik cahaya

Kau dan aku terbaring lesu
hening menyatu
melepas malam bersama bisu


Salam kasih dan sejahtera selalu,
Raymond Liauw

Tuesday, October 29, 2013

APAKAH ARTI HIDUPMU

Jago berkokok
menyambut pagi
Kumbang melayang
menghampiri putik sari
Napas kehidupan terus berputar
tiada hasrat untuk berhenti

Di sudut lorong hitam
sekelompok bayang berpesta pora
lupa hari tak kenal bulan
berpesta.....berpesta.....dan berpesta

Pemalas
layaknya pohon ara tak berbuah
tiada guna selain berfoya

Tataplah langit
Allah-mu di Surga
masih bekerja sejak dunia tercipta

Apakah arti hidupmu ?

Salam kasih dan sejahtera selalu,
Raymond Liauw

Monday, October 28, 2013

REMBULAN MENANGISI JABANG BAYIMU

--- begitu nikmat perbuatan dosa, bahkan anugrah terindah dan terbesar dari Sang Pencipta pun dapat dengan mudah dimentahkan ---


Peluh panas mengucuri raga
napas terengah bergelora
napsu birahi membara
bergumul dalam satu asmara

Malam menyaksikan petualangan
dua anak manusia dalam satu bayang
sifat rakus meraup kenikmatan
norma agama terabaikan

Perut membuncit
sebadan berdua
janin tanpa dosa dianggap aib keluarga
jabang bayi korban kebiadaban dunia
anugrah Allah dimentahkan manusia

Di atas sana

Tubuh mungil belum lagi sempurna
terbaring lelap di pelukan-Nya
tiada suara berucap kata
rembulanpun meneteskan air mata


Salam kasih dan sejahtera selalu,
Raymond Liauw

Friday, October 25, 2013

KEIMANAN KURA KURA DUNGU


--- keraguan akan cinta kasih Allah dapat terjadi pada diri kita setiap saat. Puisi ini terinspirasi dari obrolan dua orang sahabat ---


Di puncak bukit gersang
sebatang Ara kurus kerontang
bermata sayu
menatap sendu
siap mati dalam pilu

Di dasar jurang
batu hitam terpaku parang
sedih meratap
pasrah
tiada harap

Derai hujan
bukanlah air matamu
Gelegar halilintar
bukanlah dukamu
Gemuruh samudra-pun
bukanlah isak tangismu

Kau bukanlah pohon Ara
cangkrang yang mudah tumbang
Kau juga bukan batu hitam
rela terbenam ke dalam jurang

Jauh di atas langit
DIA tersenyum
menatap iman-mu yang penuh ragu
layaknya seekor kura kura dungu
yang terperosok ke dalam lautan sagu

DIA-lah Sang Pencipta
penguasa alam semesta
pemilik cinta kasih sempurna


Salam kasih dan sejahtera selalu,
Raymond Liauw

Wednesday, October 23, 2013

TAK TERBENDUNG

Mataku menatap bukit
tempat rumput hijau terbaring

Hatiku bertumpu pada langit
dimana bulan bintang dan matahari terjinjing

Kilau surgawi menerangi Eden
melahap kelam
mengintip setiap jengkal bayang
dalam awang

Melangkah anggun
diiringi siulan angin
tepuk daun bernyanyi

Hidup bagaikan sebuah tragedi
suka dan duka bersilih ganti

Dapatkah kita merubah elang menjadi kenari
akankah mawar berubah menjadi melati

Tiada sangka sungai berhenti mengalir
Tiada terduga gunung terendam banjir

Demikianlah
bila Firman Allah telah bersenandung
tiada makhluk dapat membendung


Salam kasih dan sejahtera selalu,
Raymond Liauw

Monday, October 21, 2013

BILA LANGIT PEMBERI RESTU


--- puisi ini kupersembahkan kepada Bapak Raijon Malau dan Ibu Desynatalia Siahaan yang hari ini merayakan genap dua tahun pernikahan mereka ---


Seekor elang berkepak liar
bermata tajam
gagah menerawang

Sekuntum mawar tersenyum
membakar serat asmara
memaksa kepak liar lusuh
jatuh merebah

Dua muara hati saling bertemu
mengikat janji
Daud-pun berdiri
bangkit memetik kecapi

Hari ini
dua puluh dua oktober tahun tiga belas
genap dua tahun
Raijon Malau mempersunting Desynatalia Siahaan

Pasir di pantai memandang perahu
belum lagi lama layar melaju
bila langit si pemberi restu
ibarat Purnama selalu satu


Salam kasih dan sejahtera selalu,
Raymond Liauw

Thursday, October 17, 2013

HARGA DIRI


--- tak selamanya uang dapat digunakan untuk membeli. Terima kasih untuk Ibu Valentina untuk tulisannya mengenai harga diri ---

Kaki lunglai berdiri di antara dua sisi
bergayut asa dalam mimpi
menggapai angin dalam angan
meraih awan dalam khayalan

Benarkah bumi di bawah telapak kaki
apakah langit memiliki batas tinggi

Dua arah berlawan
seperti langkah dalam lingkaran setan
sulit untuk memutuskan
arif bijaksana yang diperlukan

Lembaran kertas
pengisi pundi
sering diperebutkan
terkadang nyawa direlakan

Adakalanya lembaran kertas
tak mampu beraksi
jatuh tersungkur
di ujung kaki

Harga diri
tidak selalu dapat dibeli


Salam kasih dan sejahtera selalu,
Raymond Liauw

Tuesday, October 15, 2013

KESABARAN SELEMBAR SAJADAH

Menari dalam kelam
bangga mengulum dosa
berkelana tanpa hati
mengembara
mencari jati diri

Kenikmatan beralas kusam
merangkul kawanan elang
bebas melakukan hal terlarang
hingga lupa kembali ke sarang

Lembaran hari bergulir
bulan berganti
langkah tahun terus berlari

Kebejatan berakar
menimang dosa
membelenggu jiwa
gelap memaku cahaya
suara Azan-pun tlah kau lupa

Tengoklah di sana
selembar sajadah tersenyum
tenang sabar menanti
mengulurkan tangan
penuh hasrat menuntunmu
bersujud pada Ilahi

Salam kasih dan sejahtera selalu,
Raymond Liauw

Sunday, October 13, 2013

BERPISAH UNTUK BERJUMPA


-- puisi ini kupersembahkan kepada sahabatku terkasih Melany Pranoto untuk mengenang suami tercinta yang telah lama berpulang ke Rumah Bapa di Surga --


Gerimis mengalir tenang
kabut tipis berbaris
menenun janji
sehidup semati

Terpampang sebuah album
berenda pelangi
walau sedikit berdebu
tetap tersimpan rapih

Mimpi kembali hadir
mengarungi alam kenangan
memandang ombak bermelodi
hingga rembulan mengundurkan diri

Kini, bersama dua buah hati kita
yang sudah bukan lagi bayi
seperti ketika kau lihat terakhir kali
gejolak rinduku termangu
menatap nisan
bertuliskan namamu

Layaknya Musa memimpin bangsa terpilih
masuk ke tanah terjanji
sebuah tiang api menuntun langkahku
menuju kehidupan abadi

Kasih.........
akan kutepati janjiku
di Rumah Bapa kelak
kita kan berjumpa kembali


Salam kasih dan sejahtera selalu,
Raymond Liauw

Saturday, October 12, 2013

JANJI-NYA

Hening merengkuh jiwa
meraba langkah
memanja hasrat
memuja dosa

Terbaring bangsal
di atas resah
ragu merasuk sukma
iman bersandar di sisi pusara

Sebongkah bara
silau menyala
dingin melebihi kutub utara
melumat kobaran api
hingga padam
tak berkutik mati

Bila Allah menjaga kita
tiada lorong gelap
tiada jalan sesat
tiada lawan menjerat
tiada air mata menyirat
tiada duka melekat
tiada asa terasa berat

Janji-Nya sempurna kokoh
mendekap erat
dunia dan akhirat


Salam kasih dan sejahtera selalu,
Raymond Liauw

Thursday, October 10, 2013

DOA KEKASIH

Guliran debu
terbaring di peluk angin
terbang dalam kelam
meniti cakrawala
berpetualang dalam angan

Telaga biru
berpondok sunyi
kosong menyendiri
menatap senja di pelupuk mata
bisu
menanti Purnama

Sebuah bayang
tak sabar menanti
hanya tau berlari dan berlari
tiada asa tersirat
tiada resah didapat
terus berlari
meninggalkan raga
yang terengah
sekarat
hampir mati

Sebait kata terucap
tulus dari sanubari
walau bayang berlari
meninggalkan diri
doa kekasih selalu menemani


Salam kasih dan sejahtera selalu,
Raymond Liauw

Monday, October 7, 2013

BEKICOT DAN RAKYAT JELATA

Perlahan merayap
geser sana
geser sini
menyembur lendir
melantun janji

Bekicot tidak jujur
mencari lahan subur
rakus menjilat dubur
agar kursi tidak tergusur

Jelata tergelitik
tersuap
kepingan tembaga
rela
diinjak dan dinista

Lumpur mengubur janji
Sumpah tercincang duri
Pejabat makmur
berbangga hati
bebas berkorupsi

Jelata berobor api
membakar bekicot
hingga mati
heran seribu kali
bekicot muncul
beribu pengganti


Salam kasih dan sejahtera selalu,
Raymond Liauw

Wednesday, October 2, 2013

DUNIA BARU

Bumi renta
terbungkuk
menimang kebencian
tertatih
menyimpan kepalsuan
tersengal
penuh kebusukan

Laskar Setan berlidah api
mengusung panji perang
menghentak dunia
merusak alam semesta

Bait-Mu terlalu kokoh
tegar bertengger
menyimak bualan guntur
yang menggeliat
dan tak pernah jujur

Alam durjana
memeluk bumi tua
mati bersama
terkubur lumpur Neraka

Bersoraklah para Malaikat
bernyanyi penghuni Surga
menyambut Dunia Baru
dalam Kemuliaan Allah


Salam kasih dan sejahtera selalu,
Raymond Liauw