Saturday, September 17, 2016

KAKI GERINDRA PADA DUA SISI MATA UANG




Kalau saya lihat hasil pooling Sandiaga untuk memenangi kursi DKI1 melawan Ahok sepertinya agak sulit. Di samping sifat dan gayanya masih seperti bocah culun, Sandiaga juga belum pernah berkecimpung langsung di dunia politik, menjadi anggota dewan apalagi sebagai Kepala Daerah.


Seandainya Gerindra mau mengusung CaGub yang benar benar bisa bikin Ahok kerepotan, kenapa tidak mengusung Yusril atau calon lain yang sudah memiliki banyak asam garam di politik dan pemerintahan ??


Gerindra tau bahwa kemungkinan Sandiaga menang lawan Ahok sangat kecil tapi ada faktor lain yang membuat Gerindra mengusungnya. Ini semua adalah masuk dalam rencana panjang Gerindra untuk bertarung di Pilpres 2019.


Pertama, CaGub yang diusung Gerindra bukanlah orang yang menguasai selak beluk pemerintahan agar mudah diatur oleh para Kampret. Tujuannya untuk mengacaukan jalannya pemerintahan Jokowi sehingga Jakarta tidak bisa dijadikan contoh oleh daerah lainnya. Kegagalan kegagalan akan dijadikan sebagai modal Gerindra untuk melawan Jokowi di Pemilu 2019.


Kedua, biaya Pemilu tidaklah sedikit apalagi mau menjadi Presiden. Gerindra perlu suntikan dana dari pengusaha banyak duit. "Elu tau gak' si Sandiaga punya kekayaan Rp.3,76 Trilyun ?".
Setelah diusung, Sandiaga bakal dijadikan seperti anak kecil yang punggungnya dielus elus agar merasa nyaman sehingga si anak mau kalau akhirnya disuruh cabutin uban si pengelus.
Saya tidak yakin si Yusril atau Riza Ramli apalagi si Dhani punya duit sebanyak si Sandiaga.


Kalau Sandiaga kalah dan tidak jadi DKI1, tetapi minimal Gerindra sudah menanam jasa dalam diri Sandiaga sehingga sulit baginya untuk tidak mendukung Gerindra dengan harta kekayaannya pada pemilu 2019.


Kalau Sandiaga menang dan menjadi DKI1, maka hutang budinya akan semakin besar kepada Gerindra. Perlu diingat bahwa APBD DKI sangat besar Rp.67 Trilyun per tahun, yang kalau "ditilep" 1% saja maka jumlah hasil tilepnya Rp.670 Milyard per tahun. Apalagi kalau "ditilep" 10% nya (Rp.6,7 Trilyun per tahun).


Berarti semua gara gara duit, lantas kenapa bukan Hutomo Mandala Putra saja yang diusung melawan Ahok ?? dia juga punya duit banyak.
Sayang sekali, warga DKI dan orang se-Indonesia masih belum lupa siapa ayahnya Tommy, sepak terjangnya di dunia bisnis termasuk apa yang pernah diperbuat si Tommy terhadap seorang Hakim yang menangani kasusnya.
Lagipula Tommy tuh bukan type bocah kemayu yang selogannya Senyum Salam Ganteng. Jadi, mana bisa si Tommy ditimang timang untuk "dikadalin" oleh Gerindra. Bisa bisa malahan Gerindra yang dikadalin.


Jadi strategy Gerindra ini lagi kadalin Sandiaga Uno neh ???
Entahlah apa sebutannya tapi yang pasti Gerindra sedang berdiri pada kedua sisi mata uang. Kalau Sandiaga kalah Gerindra dapat untung. Kalau Sandiaga menang Gerindra akan tambah untung.


Ngobrol mengenai politik memang tidak ada habisnya dan tak berujung.
Sekalipun Ahok kalah nanti tetap saja akan ada bahan politik lainnya yang nikmat untuk didiskusikan apalagi kalau Gubernur pengganti Ahok merubah banyak kebijakan Ahok. Situasi itu akan menjadi seru karena bakal banyak sidang di pengadilan, kecuali Presiden dan penegak hukumnya dari kelompok Kampret.

 
Selamat pagi dan selamat berakhir pekan.
Raymond Liauw

"TIONGHOA" MENOLAK AHOK




Menanggapi seruan seorang aktivis wanita keturunan Tionghoa kepada warga Jakarta untuk tidak memilih Ahok pada Pilkada 2017, saya pikir sangatlah wajar dalam pertarungan memperebutkan kursi nomor satu di Pemprov DKI dengan pengelolaan APBD sekitar Rp. 67 Trilyun per tahun.


Mungkin karena pengaruh zaman penjajahan dimana orang orang Cina di Indonesia sering diperlakukan istimewa setingkat di atas warga pribuminya.
Setelah zaman kemerdekaan sebenarnya sudah tidak perlu lagi kita permasalahkan istilah Pribumi dan Non Pribumi.

Namun dalam kenyataannya, hingga saat ini tidak sedikit orang Tionghoa di Indonesia apalagi yang tinggal di kota kota besar masih merasa dirinya tetap exclusive.

Sebelum era Jokowi - Ahok menjadi Gubernur DKI, saya yakin sedikit sekali orang Tionghoa yang mau datang ke Kelurahan. Mereka biasanya menyuruh pegawai Kelurahan datang ke rumahnya untuk mengurus surat surat termasuk membuat KTP. Saat KTP perlu tanda tangan, si petugas datang ke rumah lalu membawanya untuk dilaminating. Setelah selesai laminating, si petugas datang kembali ke rumah si Tionghoa untuk menyerahkan KTP asli. Tugas selesai dan si petugas kelurahanpun terima upah keringat yang disepakati. "Tuan Besar" dilayani seperti "Raja" oleh petugas kelurahan.


Terlepas dari salah atau benar nya si Tionghoa melakukan praktek sogok menyogok kepada petugas kelurahan tersebut, anda dapat menilai. Tetapi satu hal yang pasti adalah bila si Tionghoa tidak melakukannya maka semua surat dan urusannya akan dipersulit dan diperlambat oleh para petugas kelurahan, yang mengakibatkan si Tionghoa menjadi serba salah.
Memberi uang dibilang nyogok. Tidak memberi uang, masalah kepengurusan diperlambat dan dipersulit.

Dalam hal ini saya melihat system birokrasi Pemda DKI sebelum era Jokowi Ahok sangat penuh dengan korupsi. Masalah mudah dipersulit, masalah sulit dipermudah. Semuanya uang berbicara.

Sedangkan saat kini, mungkin masih ada praktek demikian tapi sangat sedikit.


Pembenahan tata kota Jakarta kian nampak dimana Pemprov semakin galak melakukan pembongkaran rumah "kandang ayam" di pinggir kali dengan memindahkan warganya ke rumah susun yang jauh lebih layak untuk ditempati oleh manusia.


Tidak hanya sampai disitu, Gubernur Ahok juga memberikan banyak fasilitas untuk warganya seperti KJP, subsidi beras, daging murah, RPTRA, bis Trans Jakarta gratis untuk warga yang tinggal di rusun, penataan PKL, pinjaman uang untuk usaha, mengatasi banjir, hingga penghapusan pajak untuk rumah yang harganya di bawah Rp.1 Milyard. Mungkin masih ada lagi yang belum saya sebut.


Ahok bukanlah seorang Malaikat apalagi Tuhan untuk dipuja puji karena tidak memiliki dosa. Ahok hanya manusia biasa yang setiap saat bisa berbuat kesalahan.
Perlu diingat bahwa seorang Ahok yang bernama lengkap Basuki Tjahaya Purnama hanyalah seorang pembantu yang bekerja untuk rakyat di sebuah kota metropolitan.


Bila anda adalah seorang keturunan Tionghoa yang tinggal di DKI dan memiliki KTP DKI tetapi tidak melihat perubahan perubahan positive yang terjadi di DKI seperti yang saya sebutkan di atas, sedangkan anda masih mau memilih Ahok sebagai Gubernur DKI, maka akan saya katakan bahwa anda adalah Tionghoa Goblok.


Janganlah memilih Ahok hanya karena beliau sesama ethnis Tionghoa seperti anda, apalagi hanya karena beliau adalah seorang Kristiani.


Masih banyak Calon Gubernur yang jauh lebih sopan, agamais dan jujur walaupun mereka masih perlu membuktikannya seandainya mereka terpilih menjadi Gubernur DKI nanti. Mudah mudahan mereka tidak seperti Gubernur Gubernur lainnya di Indonesia yang kalau tertangkap karena korupsi hanya bisa bilang "maaf saya Khilaf" sambil cengengesan di depan kamera TV.


Namun, seandainya anda telah melihat banyak perubahan positive yang dilakukan oleh Ahok untuk rakyat dan Kota Jakarta, tetapi anda malah membenci beliau, sesungguhnya anda adalah orang Indonesia keturunan Tionghoa yang menjadi musuh warga Jakarta juga musuh bangsa Indonesia yang mendambakan pemimpin jujur dan berani mati demi menghapus budaya korupsi di bumi Pertiwi. Anda adalah seorang Tionghoa perusak moral generasi penerus bangsa Indonesia.



Selamat pagi dan sehat selalu.
Raymond Liauw

CINTA ADALAH SEGALANYA


Tulisan ini adalah pandangan pribadi saya sebagai seorang suami dan seorang ayah dari kedua anak kami.

Berjuta pria di dunia berharap suatu saat dipanggil Ayah atau Papa oleh seorang anak kecil. Untuk mencapai keinginannya, banyak diantara mereka mengadopsi anak. Begitu si anak hasil adopsi tersebut memanggilnya Papa, maka akan ada perasaan bahagia tak terkira dalam hati si pria.

Perceraian adalah hal biasa dalam rumah tangga. Salah satunya penyebabnya adalah perselingkuhan.
Bila anda memfokuskan diri hanya pada permasalahan "dia anak anda atau dia bukan anak anda", saya rasa dalam hal ini anda kurang bijaksana melainkan lebih mengikuti rasa ego maupun dendam pribadi anda yang pencemburu.

Seandainya hasil DNA test menunjukan bahwa anak tersebut 100% bukanlah anak anda, lalu apakah anda akan lantas merasa memenangi sebuah "pertarungan" karena telah membuktikan anda benar pada publik ????

Bagi saya, anda lah yang sebenarnya justru berada di pihak yang Kalah.

Setelah puluhan tahun anda membuangnya kini anda semakin membuatnya menderita bathin akibat hasil DNA yang menyatakan dia bukan anak kandung anda. Sedangkan di lain pihak, anak tersebut sangat berharap bahwa pria yang menimangnya ketika dia masih bayi, yang memanjanya ketika dia masih balita lah yang menjadi ayah kandungnya, bukan pria lain.

Walaupun bukan hasil dari sperma anda, namun yang pasti si anak terlahir dari rahim istri anda dan bahkan anda sendiri yang memotong tali pusarnya ketika si anak lahir. Sekalipun sangat terasa pahit namun itulah kenyataan hidup yang harus anda terima.

Anak bukanlah melulu mengenai sedarah sedaging. Mereka hadir dalam kehidupan kita dan menginginkan kita juga hadir dalam kehidupannya. Mereka bahagia melihat kita tersenyum dan memeluknya. Merekapun akan sangat bahagia karena kita mencintainya.

Saya yakin, demikianlah yang dirasakan dan diinginkan oleh seorang anak yang tidak anda akui, bahkan sampai si anak menjadi dewasa, tua dan meninggal, dari lubuk hati si anak akan tetap memanggil anda dengan sebutan PAPA sekalipun setelah dia tau anda bukanlah ayah kandungnya.


Love is everything.

Salam sejahtera.
Raymond Liauw

SURAT UNTUK MARIO TEGUH



Tidak banyak orang yang dilahirkan untuk memiliki talenta yang mampu mempengaruhi dan mengarahkan orang lain untuk selalu bersikap positive. Walaupun motivasi yang paling baik adalah datang dari diri sendiri namun dalam kenyataannya, banyak sekali di antara mereka yang justru baru akan memiliki motivasi hidup bila mereka memperoleh dorongan dari orang lain.


Selama ini bapak dikenal sebagai salah seorang yang sukses dalam memberikan motivasi kepada mereka yang membutuhkannya tersebut.
Kesuksesan bapak tidak lain dan tidak bukan karena sosok bapak dianggapnya sebagai pria yang sangat ideal dan hampir sempurna. Melalui tulisan tulisan bapak, kami dapat melihat bapak begitu lembut, sabar dan begitu bijaksana dalam mengatasi setiap masalah.


Beberapa tahun lalu setelah anak pertama kami lahir, saya dan istri saya memiliki rencana untuk mengadopsi seorang bayi. Saat itu kami sudah mencari cari tau proses pengadopsian bayi dari Indonesia yang ingin kami bawa untuk tinggal bersama dengan kami di Amerika ini.
Rencana adopsi anak tersebut kemudian kami batalkan karena dokter berhasil menyembuhkan penyakit istri saya yang kemudian dinyatakan bebas cancer pada tahun 2011.


Setiap kali kami ke mall seringkali kami lihat pasangan bule menuntun anak kecil hasil adopsinya yang jelas nampak dari raut wajah si anak adalah seorang anak oriental (Asia). Si anak dengan bangga dan sepertinya sudah terbiasa memanggil kedua orang tua angkatnya itu dengan sebutan Mom and Dad.


Ketika makan malam tadi, saya bersama istri saya menonton tayangan Hitam Putih di youtube dimana seorang anak muda bernama Ario Kiswinar Teguh mengaku bahwa ayahnya tidak mau mengakui dirinya. Ayah dari anak muda tersebut adalah Mario Teguh, sosok seorang pria yang selama ini berhasil memberikan motivasi hidup kepada ribuan bahkan mungkin jutaan orang.

Dalam tayangan tersebut Ario bilang apapun yang telah terjadi, dia tidak marah melainkan dia tetap mencintai bapak yang diyakininya sebagai ayahnya.
Saat mendengar pengakuan itu saya hampir menitikan air mata saya cuma saya tahan agar tidak terlihat istri saya yang air matanya juga sudah mengembang.


Terbayang oleh saya, 6 tahun pertamanya di dunia ini, Ario begitu senang sambil menunjukan foto foto ketika dia masih kecil digendong dan bermain bersama bapak.
Ario kecil merasakan buaian dan kasih sayang di pelukan bapak. Walaupun entah bapak sering atau tidak memarahinya tetapi saya yakin Ario kecil tetap menghampiri bapak karena sifat anak yang selalu membutuhkan kasih sayang dari orang tuanya.


Tidak selang berapa lama setelah saya menonton tayangan youtube, sayapun terperangah melihat postingan bapak yang sangat mudah dimengerti bahwa bapak sedang memberikan respon pada apa yang disampaikan oleh Ario.

Seandainya yang bapak katakan adalah benar, apapun masalahnya itu adalah masalah antara bapak dengan ibu kandung Ario.
Dengan meninggalkan mereka beberapa puluh tahun lalu apalagi tanpa memberi mereka nafkah, sebenarnya bapak dapat menghancurkan bukan cuma hidup ibu kandung Ario tapi justru masa depan Ario kecil, namun Allah Maha Kuasa telah memelihara dan menjaga mereka yang bapak tinggalkan.


Satu hal yang pasti, Ario kecil hingga dewasa kini tidak akan pernah mampu menyangkal isi hati dan jiwanya bahwa belaian kasih sayang dan kenangan kenangan manis yang ada dalam hidupnya bukan dengan ayah lain, melainnya hanya dengan bapak Mario Teguh yang diyakininya sebagai ayah kandungnya.

Sekalipun kelak beribu test membuktikan bahwa Ario bukan anak kandung bapak, tetapi saya pun yakin bahwa hati Ario hanya untuk bapak Mario dan ibu kandungnya.


Di sini sekarang sudah jam 3:10 pagi saya mau tidur dulu.



Salam sejahtera dan sehat selalu.
Raymond Liauw

APAKAH ANDA TERMASUK MUSLIM PENGECUT ???


Ketika akan menulis ini saya berpikir bahwa saya akan diserang dan dicaci maki. Tulisan ini saya tujukan kepada kalian yang rasis terhadap kami yang non-muslim. Saya berharap kalian menjadi seorang yang benar benar cerdas intelektual bukan cuma di bibir tapi juga dalam perbuatan dan cara berpikir.


Semakin dekat pilkada situasi DKI semakin panas. Menurut berita yang saya baca di medsos ada ribuan orang berdomonstrasi menolak Ahok bahkan ada pula yang meminta agar Ahok tidak ikut Pilkada, hanya karena Ahok adalah WNI keturunan Cina dan bukan seorang Muslim.


Saya rasa kalian hanya membuat buat alasan tersebut. Buktinya, Jokowi yang Jawa dan Muslim kalian benci. Jokowi yang sopan santun ramah pun kalian fitnah dan menyuruh beliau mundur dari jabatannya sebagai Presiden RI.

Ayat ayat Quran selalu kalian bacakan dalam berorasi. Seakan akan kalian sedang mengadu kekuatan seorang Ahok yang kalian sebut sebagai kafir dengan ayat ayat yang tertera di dalam Quran.
Namun dalam kenyataannya hanya itulah yang dapat kalian kemukakan. Hanya itulah kemampuan kalian dan hanya itulah senjata kalian untuk melawan Gubernur Ahok.


Kalian tidak memiliki kemampuan berpikir bagaimana caranya memajukan Kota Jakarta dan rakyatnya agar tidak terus hidup terbelakang tinggal di "kandang ayam" pinggir kali.
Kalian tidak memiliki kepintaran membuat program program untuk menurunkan tingkat kemiskinan rakyat Jakarta.
Otak kalianpun tidak sampai berpikir bagaimana membuat Jakarta setaraf dengan kota kota besar di Amerika maupun di Eropa, bahkan negara tetangga Singapore.

Kalian pun menunjukan kebodohan kalian dalam mendidik anak anak kalian untuk tumbuh menjadi seorang yang rasis dan berpikiran sempit dengan menyertakan anak anak kalian tersebut dalam demonstrasi.


Senjata kalian di zaman modern ini hanyalah itu itu saja, Ahok Cina Kafir dan Kafir Tidak Boleh Jadi Pemimpin.

Kalian seperti hidup terkungkung di zaman batu yang tidak pernah melihat kemajuan dan perkembangan zaman.


Di bawah ini adalah nama nama pejabat beragama Kristiani di negara yang mayoritas penduduknya Muslim.


1. Februniye Akyol - Walikota Kota Mardin di Turki yang mayoritas 99.8% warganya beragama Islam.

2. Alees Thomas Samaan - Ketua Dewan Syuro (semacam MPR) di Bahrain yang penduduknya 70.3% Muslim.

3. Michael Suleiman - Presiden Lebanon periode 2008 hingga 2014. Mayoritas Muslim.

4. Janet Michael - Walikota Kota Ramallah, Palestina.

5. Late Leopold Sedur Senghor - Presiden Senegal selama 20 tahun yang mayoritas 95.4% penduduknya adalah Muslim.


Saya yakin masih banyak lagi seorang Kristiani menjadi petinggi negara di negara yang mayoritas Muslim.
Walaupun mereka adalah Kristiani namun mereka diyakini oleh para warganya sebagai seseorang yang mampu mengelola kota / negara dan memajukan rakyatnya.


Jadi, kalau kalian memiliki seorang yang kalian pikir cukup pantas untuk menjadi Gubernur DKI, kenapa kalian tidak memajukan orang orang tersebut untuk melawan Ahok di Pilkada 2017 nanti ??
Biarlah "jagoan" kalian mengadu program dengan Ahok dan biarkan warga Jakarta memilih siapa yang sebenarnya mereka inginkan menjadi Gubernur DKI.
Atau, apakah kalian termasuk Muslim pengecut yang cuma bisa berlindung di balik agama tapi sebenarnya sudah merasa kalah sebelum bertempur ???



Salam sejahtera dan sehat selalu.
Raymond Liauw

Sunday, September 4, 2016

BENALU BANGSA (pengusaha SUKANTO TANOTO)




Kakek saya datang ke Indonesia sewaktu beliau berusia 6 tahun dimana beliau datang dari Tiongkok / Cina daratan bersama ratusan pengungsi lainnya dengan perahu tongkang sekitar tahun 1800-an. Setelah dewasa beliau menikah dengan gadis Betawi berdarah campuran Pribumi Asli Indonesia, Belanda dan Cina.

Ketigabelas anaknya lahir dan besar di Indonesia, dan dua diantaranya adalah Tentara Republik yang tewas ketika melawan penjajahan Belanda dan Jepang....
Mereka bangga sebagai bangsa Indonesia bukan hanya karena mereka lahir dan besar di Indonesia, tetapi juga bangga karena mereka bersama orang orang Pribumi Asli Indonesia dan keturunan lainnya melawan penjajah bangsa asing di tanah Indonesia.

Saya yakin bahwa kami adalah salah satu dari jutaan warga Indonesia Keturunan Cina yang bangga menjadi Bangsa Indonesia.

Sejarah menunjukan banyaknya keturunan Cina di Indonesia yang turut berjuang sampai titik darah penghabisan melawan penjajahan asing.
Sejarah juga menunjukan banyaknya WNI Keturunan Cina yang memiliki prestasi mengharumkan nama Indonesia.

Suatu bangsa akan menjadi sangat kokoh bila rakyatnya memiliki jiwa bangga akan kebangsaannya, tanpa terkecuali pribumi asli maupun keturunan, juga tanpa terkecuali agamanya.

Tidak ada seorangpun yang dapat memilih dan meminta dimana dia ingin dilahirkan termasuk anda yang memang tidak pernah meminta untuk dilahirkan di bumi Indonesia tetapi dalam kenyataannya anda adalah seseorang yang lahir dan besar (makan, minum, tidur, kencing dan berak) bahkan mengenyam pendidikan hingga anda sukses menjadi pengusaha, semuanya terjadi di bumi Indonesia.
Bila anda masih juga menganggap Indonesia hanya sebagai "Ayah Angkat" tetapi malah menganggap dan menghargai negara lain sebagai "Ayah Kandung", maka sesungguhnya bahwa anda Sangat Tidak Bermoral.

Anda bukan saja telah "mengecilkan" tanah kelahiran yang membesarkan dan menjadikan anda sukses tetapi terlebih dari itu, anda adalah Benalu Bangsa. Terutama anda Sukanto Tanoto (namapun masih nama Indonesia) yang telah mengemplang pajak penghasilan trilyunan rupiah yang semestinya dapat digunakan oleh negara Indonesia untuk mensejahterakan Bangsa Indonesia yang bangga akan kebangsaannya.

Andapun tidak layak untuk memperoleh hormat dari rakyat Indonesia !!!


Raymond Liauw

STRATEGY WAIT & SEE MEGAWATI



Sampai hari ini PDIP masih belum memutuskan secara resmi untuk mendukung Ahok di Pilkada walaupun signal kuat sudah mengarah ke sana.

Sebagai peraih suara terbanyak, tubuh PDIP semakin gemuk dan membuat Megawati lebih rajin mengawasi kelakuan para anak buahnya di lapangan.

Mulai dari penzoliman oleh rezim OrBa dan penghianatan di dalam tubuh partai yang dilakukan oleh Suryadi (saat itu masih PDI) rancangan Golkar membuat Megawati menjadi sosok Ketua Partai paling senior dan paling berpengalaman dibanding ketum parpol parpol lainnya saat ini.

Asam garampun semakin kental ketika Megawati "dibohongi" oleh SBY yang juga mantan anak buahnya ketika Megawati menjabat sebagai RI 1.
Dalam sebuah wawancara, Megawati bercerita bahwa beliau menanyakan langsung kepada SBY "apakah benar SBY mau maju sebagai CaPres ?" Pertanyaan tersebut dijawab "tidak" oleh SBY. Sampai tiga kali Megawati menanyakan hal yang sama tetapi SBY tetap jawab "tidak".
Nyatanya, SBY maju dan keluar sebagai pemenang.

Makanya ketika Rizal Bakri membatalkan dukungannya terhadap Jokowi saat Pilpres lalu berbalik mendukung Prabowo, Megawati pun tersenyum tenang dan dengan begitu eloknya beliau meminang JK mantan Ketum Golkar yang juga merupakan kader senior di partai berlambang beringin tersebut sebagai CaWaPres, maka suara Golkar pun terpecah.

Walaupun Golkar yang Ketua Umumnya sekarang mantan artis "papa minta saham" Setya Novanto sudah menyatakan dukungannya kepada Jokowi untuk Pemilu 2019, sepertinya Megawati bukanlah seorang yang GR-an karena beliau tau omongan seorang politikus akan beda pagi dengan sore.

Saya yakin tidak ada satupun kader PDIP termasuk SekJen PDIP yang tau dengan pasti siapakah yang akan Megawati dukung pada Pilkada DKI Jakarta 2017.

Namun yang pasti, Megawati sedang melihat partai mana yang bisa dipercaya dan partai mana yang tidak bisa dipercaya.

Saat ini Ahok sudah tidak mungkin lagi maju melalui independent (waktu pendaftaran sudah lewat) dan sudah didukung oleh 3 parpol.
Bila salah satu parpol membatalkan dukungannya terhadap Ahok dan tidak ada lagi parpol yang mendukung Ahok termasuk PDIP maka dengan sendirinya Ahok akan gugur di Pilkada 2017.

Belum lama ini Dhani meminta SBY untuk membujuk Wiranto agar Hanura menarik dukungannya untuk Ahok agar Ahok tidak bisa ikut Pilkada 2017.
Ternyata permintaan Dhani tersebut bukan sekedar permintaan karena nyatanya dan nyatanya saat ini di dalam tubuh ketiga parpol pendukung Ahok (Golkar, Hanura & Nasdem) ada sekelompok orang yang sedang menjalankan usaha "kotor" untuk menggagalkan Ahok.
Hal inipun sampai ke telinga Ibu Megawati karena usaha "kotor" tersebut bukan saja datang dari parpol lain melainkan juga dari kader PDIP sendiri.
Kepiawaian seorang Megawati memainkan langkah buah caturnya dengan menaruh beberapa kader PDIP yang beliau yakini sangat loyal kepada beliau untuk masuk ke dalam gerombolan penyamun pun membuahkan hasil.

Dengan didepaknya Bambang, itu adalah suatu peringatan Megawati kepada para kader PDIP termasuk kepada ketiga Parpol pendukung Ahok untuk menyatakan bahwa walaupun diam tapi Megawati tetap bisa melihat "isi otak" mereka.

Sebagai tambahan, dari ketiga partai pendukung, Nasdem dan Golkar sudah Solid, tapi sekelompok kader Hanura yang paling kencang anginnya. Makanya banyak pihak yang meminta Wiranto mundur dari Ketum Hanura dengan alasan Wiranto adalah Menkopolhukam dan pribadi Wiranto yang kokoh tetap mendukung Ahok.
Bila Ketum Hanura bukan Wiranto, kemungkinan itulah saatnya Ahok ditinggalkan.

Taktik wait and see Megawati ini perlu saya acungkan dua jempol.

Terima kasih buat teman lama saya yang tadi pagi sudah ngobrol gratis lewat FB messenger. Kalau saat pemilu nanti dan kebenaran gue ada di Jakarta, gue mau ikut elu lagi kampanye untuk PDIP kayak waktu kuliah dulu, bro.

Salam Sejahtera.
Raymond Liauw