Sungguh
elok cara Banteng Ketaton bertempur.
Sudah
lebih dari 12 ribu orang menandatangani petisi untuk mengusut dan
memenjarakan Plt Gubernur DKI Sonny Sumarsono karena dianggap telah
terlalu jauh menggunakan kewewenangannya dengan menyamai posisi
dirinya sebagai seorang Gubernur sungguhan hingga beliaupun dengan
semena mena merubah beberapa kebijakan penting yang sebenarnya telah
ditetapkan oleh Ahok sebelum cuti kampanye.
Yang
mengangkat Plt Gubernur Sumarsono adalah kader PDIP yang juga
pengusung pasangan Ahok Djarot. Ketua Timses pemenangan pasangan
inipun juga dari PDIP dan yang juga Ketua DPRD DKI, Prasetyo Edy.
Dengan
marahnya warga DKI dan dimunculkannya petisi tersebut, saya melihat
PDIP telah berhasil membuka mata dan menyadarkan warga DKI betapa
sosok Ahok Djarod saat ini sangat dibutuhkan oleh warga DKI.
Perubahan
perubahan yang tampak jelas mulai dari kembali kotornya sungai,
pemborosan dana APBD, perombakan susunan perangkat kerja Pemprov,
hingga PHK terhadap pasukan oranye, itulah gambaran yang akan terjadi
bila pasangan Ahok Djarod tidak lagi memimpin.
Bahkan situasi lebih buruk mungkin juga dapat terjadi di masa depan seperti PHK besar besaran, tidak ada lagi pembangunan RPTRA, pelayanan lambat dan korupsi merajalela, KJP anak sekolah pun akan disunat atau pada situasi terburuknya adalah KJP dihapus.
Bahkan situasi lebih buruk mungkin juga dapat terjadi di masa depan seperti PHK besar besaran, tidak ada lagi pembangunan RPTRA, pelayanan lambat dan korupsi merajalela, KJP anak sekolah pun akan disunat atau pada situasi terburuknya adalah KJP dihapus.
Semua
perubahan perubahan itulah yang sebenarnya ingin ditunjukan oleh PDIP
kepada semua warga DKI bila pasangan nomor 2 tidak memenangi Pilkada
pada 15 February 2017 nanti.
Cara
berkampanye politik PDIP ini yang terlihat agak kasar tapi sangat
jelas to the point. Cara inilah yang tepat agar seluruh warga DKI
terbelalak matanya dan pikirannya untuk melihat semua perubahan yang
sudah ada lalu dikembalikan seperti zaman dulu.
Jangan
samakan Banteng Ketaton dengan Kebo yang menggunakan Onta liar
sebagai peluru. Kebo lupa bahwa arena pertandingan bukanlah di bumi
datar.
Ketika Onta liar sudah di ujung tanduk, Kebo pun pura pura tidak tau atau mungkin memang tidak mau tau.
Ketika Onta liar sudah di ujung tanduk, Kebo pun pura pura tidak tau atau mungkin memang tidak mau tau.
Salam
sejahtera dan sehat selalu.
Raymond Liauw
Raymond Liauw