Tuesday, April 14, 2015

SEBUAH NAMA


gemericik nurani terabai
lantang gema ocehan lidah
tersanjung oleh semut pencari gula
kau pikir jagad raya datang memuji
tiada pucuk daun tersenyum dikala terkurung bara
masihkan bertepuk dada saat petir memekak telinga

wahai kaum petualang rendah
tengoklah di sana
terbujur kaku cakrawala
tiada riak
hanya alun bergulir mengikis senja

lahir tanpa busana
mati tertinggal raga
terbintal gendang telinga
kental
tercibir sebuah nama


Salam sejahtera dan sehat selalu.
Raymond Liauw

Saturday, April 4, 2015

KILAU PASKAH


langit terkurung gulita
tirai ungu merundung duka
sudah selesai”
kata menutup mata

di puncak bukit itu
terbaring lembaran perih
berbilur cemeti
anyir darah mengaliri bumi

malam terasa begitu pahit
tanpa rembulan
tanpa gemerlap bintang
sepi dan bisu menatap DIA di kayu salib

tiap langkah kaki mendesah
melintasi rongga rongga berair mata
bertimbun sesal
mengenang derita pembebas belenggu dosa

Kalam tak pernah mati
Firman takkan bersembunyi
Roh Allah kudus nan suci
kilau Paskah kilau Sang Pencipta


Hallelujah... Hallelujah... Amin


Selamat pagi dan sejahtera selalu.
Raymond Liauw

YANG KU TAU


saat kelam menghampiri
terhenti tangis
berbaur pedih


dimanakah rasa itu
rasa yang selalu mengganggu
tak pernah diharap
selalu takut
kecap lidah tiada peduli
walau darah mengaliri nadi

yang kutau
jantungku masih berdetak
berdetak
dan berdetak

lembaran asaku pun masih bergayut
rimbun merintih
berharap tangan penuh kasih


Selamat pagi dan Selamat akhir pekan.
Raymond Liauw