Saturday, August 31, 2013

KUBUR

di luar indah mengagumkan
rapih terawat
berbatu nisan mewah
tertabur bunga aneka warna
terbungkus permadani rumput hijau

di dalam tak lebih berharga dari besi karat
tiada cahaya terlihat
daging kaku terbujur
lendir jijik berjamur
cacing tanah melahap rakus

sengaja atau tidak sengaja
kubur telah menjadi idola manusia
sejak zaman purba hingga akhir dunia
mengagungkan luar diri dan harta benda
mengabaikan keboborokan dalam jiwa

Kubur
tidak peduli pada siapa pemilik raga


Salam kasih dan sejahtera selalu,
Raymond Liauw

MENYAMBUT TAHUN 2013

Waktu terus bergulir tak dapat kembali
Semak belukar dan jalan berkerikil tertapaki
Menangis, tersenyum, dan tertawa adalah sebuah seni
Agar dunia tak terasa sepi

Roda kehidupan terus berputar
Bagaikan alur nadi yang melingkar
Aku kan terus menjalani kehidupan ini tanpa gentar
Baru kusadari hidup di dunia hanyalah sebentar

Alam semakin kotor dan rusak
Kejahatan dan pembunuhan semakin merangsak
Bencana alam datang berarak
Kemiskinan seakan kian merebak

Manusia berlomba menumpuk harta kekayaan
Sedikit yang peduli kepada mereka yang kelaparan
Tak terlepas dari sifat manusia yang keduniawian
Akankah ini terus berlangsung hingga kita dijemput kematian

Dua belas bulan penuh tlah terlewati
Kesan buruk dan baik melekat di dalam hati
Tak kan pupus asa kita menanti
Walaupun masih panjang perjalanan ini

Angin berhembus dari timur ke barat
Kuncup bunga terus berkembang penuh hasrat
Mereka menyebut tiga belas angka keramat
Kiranya Allah terus melimpahkan kita dengan rahmat dan berkat


Salam kasih dan sejahtera selalu,
Raymond Liauw

SURGA TEMPAT KITA BERTEMU

Pelangi melintang di cakrawala
Berpeluk mesra dengan semburat jingga
Terlintas seraut wajah nun jauh di sana
Menyirat rindu kita senada

Terdengar dentingan sonata
Begitu lembut menyejukan jiwa
Mengingatkanku saat saat indah kita berdua
Kenangan tak akan pernah terlupa

Angin surgawi memancarkan sinar kasih
Hembusan halusnya merasuk kalbu
Menggugah rasa terpendam ditinggal sang kekasih
Yang selalu setia hadir disetiap mimpiku

Begitu lelap tidurmu
hingga tak terdengar dengkurmu
Aku kan selalu setia mendampingimu
kelak di Surga kita kan bertemu


Salam kasih dan sejahtera selalu,
Raymond Liauw

SELAMAT JALAN Mr. HOGO CHAVEZ

Lihatlah yang kau lakukan untuk negerimu
Kau hancurkan tingkat kebodohan
Kau lumat jajaran kemiskinan
Kau ciptakan kemakmuran untuk bangsamu

Kesuksesanmu menimbulkan iri hati para pemimpin bangsa lain

Gelombang laut barat menderu
Topan mencoba terus menghantammu
Dari segala arah kau diserang
Layaknya sebongkah karang kokoh, kau tidak tergoyahkan

Tangan tangan kokoh berhasrat mencengkram
Bersilat lidah dengan tameng memerangi kediktatoran
Mereka bersekutu untuk membekapmu
Bagaikan asap bening, kau tak terjamahkan

Selamat jalan Mr. Hugo Chavez

Langit berduka
Bumi tertunduk pilu
Malaikat Allah telah membuka gerbang Surga untukmu
Sang Pencipta telah mempersiapkan tugas baru bagimu


Salam kasih dan sejahtera selalu,
Raymond Liauw

CINTA TAK HARUS BERSATU

Angin samudra mengukir berjuta makna
Indahnya bahasa cinta merasuk sukma
Tak mampu kumenahan gelora asmara
Tak sanggup kumenolak apa yang kau minta

Kau janjikan bintang turun ke bumi
Kau janjikan gunung bernyanyi
Bahkan kau janjikan mawar tak berduri
Ternyata semua hanya dusta yang kau beri

Kurentangkan jiwa melepas kepergian senja
kepasrahan memupuk butiran asa
mencari arah kemana langkah kan kubawa
untuk melupakan semua derita

Dikala cinta terucapkan
terkadang sangat mudah terabaikan
Dikala cinta tak pernah dinyatakan
tertanam di hati tak terhapuskan

Seraut wajah tersipu malu melintas dalam angan
tak banyak bicara
dia yang dulu pernah kusingkirkan
namanya terucap dari bibirku yang tak bersuara

Serpihan rindu datang menghampiri
Butiran bening menetes di pipi
Pengalaman hidup selalu tersirat di dalam hati
Mengubur penyesalanku yang tiada lagi berarti


Salam kasih dan sejahtera selalu,
Raymond Liauw

BUTIRAN AIR MATA DI TEPIAN DANAU TOBA

Seraut wajah tertunduk berteman sepi
Duduk di atas sebongkah batu menyendiri
Kabut tipis mengawang pergi
Tiada yang tau siapa yang kau nanti

Remah remah kegalauan terhembus dari napasmu
Pucat pasi menghantui kecantikan parasmu
Tetesan air bening mengalir di sudut kelopak matamu
Membisikan betapa sedihnya hatimu

Bila kau dapat melayang
Kau kan terbang ke bulan
Bila kau dapat berenang
Kau kan menyelam ke dasar lautan

Janjinya telah mengakar di hatimu
Baginya, tiada gadis lain selain dirimu
Seluruh cintanya hanyalah untukmu
Namun, tiada restu kau peroleh dari orang tuamu

Cahaya bintang menangis pilu
Kegelapan malam menikam kalbu
Dunia ini bukanlah dunia semu
Di tepian Danau Toba kau kucurkan air matamu


Salam kasih dan sejahtera selalu,
Raymond Liauw

MENANTIKAN SANG DEWI

Terbentang samudra; ombak menderu
Bayangan bertudung langit biru
Tubuh terbalut sutera ungu
Kaki melangkah bermain dengan waktu

Bulu mata lentik berakar ke dasar bumi
Lesung pipit membuat cemburu setiap insani
Senyum menembus jantung surgawi
Berlenggok anggun layaknya Permaisuri

Kurajut syair tuk meraih rembulan
Kugoreskan tinta dari hati yang tertawan
Butiran embun merangkul kesejukan
Mengalir keheningan dalam penantian

Kepakan merpati berjubah suci
Melanglang buana menghindari sepi
Kubiarkan cintaku terbungkus dalam mimpi
Engkaulah Sang Dewi yang sedang kunanti

Senja tak pernah berkedip menatapmu
Tak pernah jenuh berkerudung asmara semu
Serat kerinduan merayap tuk menggapaimu
Kapankah purnama cinta kita kan bertemu


Salam kasih dan sejahtera selalu,
Raymond Liauw

TERHIANAT GERHANA CINTA

Rangkaian kata teratur jernih berpujangga
Gejolak cinta terbalut tatapan mata
Tiada yang sangka hingga saatnya tiba
Janji setia ternoda gelapnya gerhana cinta

Malam telah berganti
Seonggok rindu datang kembali
Serpihan asa berserakan menanti
Angan dan mimpi terkubur mati

Cinta tidak saling menyakiti
Cinta saling berbagi
Cinta saling mengerti
Ohhhhh....... terlalu banyak pujangga berteori

Terpasung batin berbisik lirih
Enggan melawan semakin perih
Khianat dan dusta bertumpang tindih
Bersabar menyumbat darah mendidih

Terenguh rangkai aksara lagu
Membelai luka di dalam paru
Sastrawan manapun tak dapat menyembuhkan pilu
Bunda Maria lah tempatku mengadu


Salam kasih dan sejahtera selalu,
Raymond Liauw

DIALAH TEMPATKU BERTANYA

Tubuh terhempas di batu karang
Disaksikan rumput dan kerikil tajam
Debur ombak bergelombang
Menggoncang jiwa yang hampir karam

Setiap kupandang cakrawala senja
Sesuatu mengganjal di dalam hati
Entah kenapa hari hariku selalu diterpa bencana
Rasa takut seakan sudah hadir menanti

Kabut perlahan memeluk bumi
Semakin membelenggu jiwa ini
Angin dingin merasuk pori
Menambah gelisah di dalam hati

Aku benci kesunyian malam hari
Ingin rasanya menjerit hati
Terpahat lubang lubang dosa yang tegak berdiri
Berjajar rapih tak mau menepi

Imanku pucat tak berwarna
Hatiku kelam tanpa cahaya
Tiada lagi tempat tuk bertanya
Selain kepada Dia - Sang Pencipta


Salam kasih dan sejahtera selalu,
Raymond Liauw

BALADA SEORANG PENGAMEN SERULING BAMBU

Senyum menghias wajah sambil berlari
Bersenandung dibawah terik matahari
Mengabaikan perut kosong yang bernyanyi
Mensyukuri apa yang telah didapati

Berbekal sebuah seruling bambu
Rapih dalam genggammu
Kau tiupkan irama merdu
Jemari menari berselimutkan rasa pilu

Perjalanan hidupmu bagaikan sebuah pena
Menuliskan banyak hal yang bukan rahasia
Kemiskinan selalu membungkus raga
Kekayaan tertumpuk di dalam jiwa

Perjalanan hidupmu bagaikan lingkaran pelangi
Berarak mengibarkan kemegahan warna warni
Tak peduli pada manusia yang selalu mengobral janji
Hanya bertumpu pada Firman Allah yang selalu tergenapi

Berpuluh tahun kau jalani kehidupan ini
Hanya untuk memperoleh sesuap nasi
Kini saatnya kau dipanggil menghadap Ilahi
Di depan pintu Surga para Malaikat Allah sudah menanti


Salam kasih dan sejahtera selalu,
Raymond Liauw

MENGHANTARMU KE PANGKUAN ILAHI

Lembayung senja tersipu malu
Bertebaran camar melantunkan symphoni rindu
Kurasakan semerbak melati terhembus bayu
Terangkai indah butiran butiran masa lalu

Menari bersama kupu kupu
Lantang bernyanyi tanpa ragu
Bergulung di atas permadani nan kemayu
Bersama mengarungi awan yang membisu

Gesekan daun bersonata mesra
Kakak beradik menikmati langit yang kian merona
Tiada yang tau masa depan kita
Tak teramal Tuhan memanggil salah satu diantara dua

Tetesan bening menguap melambung tinggi
Pancaran kemilau menerangi jalan menuju Surgawi
Kristal kristal kerinduan turut mendampingi
Menghantarkanmu hingga tiba di pangkuan Ilahi


Salam kasih dan sejahtera selalu,
Raymond Liauw

HASRAT BERLAYAR DALAM SATU PERAHU

Segumpal asa bersenyawa dalam rindu
Ketenangan jiwa tak ternoda rasa cemburu
Kau yang disana nun jauh dariku
Wajah dan namamu tlah terpahat di dalam kalbu

Angan dan mimpi bersyair tentang asmara
Tak dapat terucap melalui kumpulan aksara
Suatu kerinduan terpendam sangat bergelora
Gejolaknya panas semakin membara

Terbingkai semua kenangan disaat ku memelukmu
Rembulan mengumbar senyum tanpa jemu
Tak tertahankan rasa ingin bertemu
Untuk berlayar bersamamu dalam satu perahu


Salam kasih dan sejahtera selalu,
Raymond Liauw

PENJAJAHAN TERHADAP WANITA

Cambuk menyengat membuahkan bilur
Tamparan menghujani wajah yang sudah babak belur
Apakah kau masih belum puas membuatnya hancur
Haruskah jiwa lepas dari raga yang kelak kau jadikan bubur

Kau gunakan keperkasaan untuk menyiksa wanita
Kau pikir kau menang karena membuatnya menderita
Nyalimu tak lebih besar daripada sebuah biji delima
Pengecut semestinya kau diberi nama

Lalat muak menatap keperkasaanmu
Kumbang jengah memandangi kelakuanmu
Bangkai jijik melihat aksimu
Bahkan sampahpun merasa rendah karena disamakan denganmu

Bukankah Negara kita adalah Negara hukum
Haruskah jiwanya melayang agar ada berita yang dirangkum
Kayu Cendana di dasar comberan tak lagi harum
Senja mengutuk perbuatanmu tanpa senyum


Salam kasih dan sejahtera selalu,
Raymond Liauw

SERAUT WAJAH HADIR MENJELANG TIDUR

Harum semerbak di taman
Butiran embun masih rapih tersimpan
Berjuta rasa hatiku telah tertawan
Oleh dia yang berbaju merah dalam khayalan

Asmaraku terkurung oleh senyummu
Tak berbelok mata menatap fotomu
Sambil berbincang mendengar suaramu
Di lubuk hati telah terpatri kasih untukmu

Meliuk, membentang, bergejolak
Rembulan bertaut menahan pijak
Apa kabarmu di sana yang terpaut jarak
Tidakkah kau mendengar desah cintaku berteriak

Kemilau wajah menyulut api cinta
Tidak akan padam oleh gelombang samudra
Selalu hadir dalam bayang asmara
Menghayalmu menjelang tidur membuatku sangat bahagia


Salam kasih dan sejahtera selalu,
Raymond Liauw

HUKUM NEGARA DAN HUKUM ALLAH

Buku buku tersusun rapih dengan penuh arti
Terukir kata kata panjang untuk dimengerti
Memaksa setiap orang untuk mentaati
Pelanggaran akan berdampak san
ksi

Mereka bilang hukum dibuat sebagai pedoman
Dunia akan morat marit tanpa panduan
Tujuan utama menghindari ketidakadilan
Walau banyak kerancuan saat penerapan

Tebing terjal menampung rintihan
Puncak Jaya Wijaya dapat ditaklukan
Lihatlah bangsamu yang hidup dalam kemiskinan
Rakyat lemah dan jelata selalu dijadikan korban

Hukum Negara dibuat oleh manusia
Terkontaminasi oleh sifat jumawa
Tak terjamin kesuciannya
Dapat dirubah tergantung si penguasa


Hukum Allah dibuat oleh Allah
Hukum-Nya terikat dalam aliran darah
Harga mati yang tak dapat dirubah
Kitab Suci adalah panduan memasuki Surga
nan indah


Salam kasih dan sejahtera selalu,

Raymond Liauw

HARGA SEBUAH KEJUJURAN

Gelap merasuki bumi
Terang semakin jauh berlari
Terbalut jiwa bukan di alam mimpi
Keimananku kan merajut benang kusut ini

Lamunanku semakin tak terjamahkan
Tiada titik dendam di dalam kalbu kutambatkan
Bukan keputusanku yang kusesalkan
Tetapi kejujurankulah yang kau campakan

Berpuluh tahun kujunjung tinggi Kebenaran
Jalan berliku kulalui tuk memperoleh Kemuliaan
Kerikil tajam kutapaki menuju Kesurgawian
Namun kini kau memaksaku merangkul Kesesatan

Tanpa belas kasih kau membenamkanku ke dasar lumpur
Kau menggiringku ke pinggir bibir sumur
Selalu mencobai tuk membuat hatiku hancur lebur
Tetapi Imanku tetap teguh berada di jalan ALLAH yang luhur

Aku tak menyesal semua ini berakhir dengan perpisahan
Suatu hari nanti kaupun tau arti sebuah kejujuran
Melalui jendela kamar rembulan melemparkan senyuman
Sambil berbisik Kasih ALLAH tiada pernah berkesudahan


Salam kasih dan sejahtera selalu,
Raymond Liauw

HASRAT MERAJUT CINTA KEMBALI

Semburat jingga menebar pesona
Menjelajahi segumpal asa
Merajut kembali kenangan lama
Mengupas noda pada butiran cinta


Tercampak mutiara ke dalam lumpur
Tersimpan karat di dalam istana
Kuberikan kau ratusan bilur
Kubuat dia bahagia


Kebisuan malam mengiris nurani
Bersujud ku berdoa kepada Ilahi
Baru kusadari cintamu adalah cinta sejati
Setitik asa ingin bersatu kembali


Salam kasih dan sejahtera selalu,
Raymond Liauw

PUISI MOHON KESUBURAN

Kerikil bermimpi fatamorgana
Bukit curam mengintai prahara
Kemarau enggan untuk mereda
Kekeringan selalu datang menyapa

Rajawali melayang dari ranting ke ranting
Garang matahari menembus setiap sudut tebing
Tak setetes embunpun berpihak pada tanah kering
Lapisan bumi sudah terlalu garing

Rumput kering pasrah pada kematian
Retak tanah melebarkan senyuman
Tiada lagi bangau mempersembahkan tarian
Alam menyumbat mata air tanpa belas kasihan

Sayup sunding tongkeng bermelody syahdu
Tanpa taburan bunga bersimfoni rindu
Menyeret kegersangan keluar dari dalam kalbu
Mengalun dari hati yang sangat pilu

Lamunan terkais menanti gema suara
Semakin dalam lubang tanpa uluran tangan menyerta
Adakah Malaikat Allah diutus sekedar tuk menyapa
Semoga puisi ini tiba ke tangan Sang Pencipta


Salam kasih dan sejahtera selalu,
Raymond Liauw

KADO KECIL ULANG TAHUN

Kado kecil..........
Takkan habis termakan rayap
Takkan terbang mengepak sayap
Takkan menguap tertelan senyap
Tegar setia mendampingi sebuah harap


Kado kecil..........
Menatap seraut wajah keibuan
Melantunkan syair kebijaksanaan
Menemani usia bertambah secara perlahan
Menyambut angka enam puluh penuh keistimewaan


Kado kecil..........
Mengungkapkan rasa untuk peduli
Menunjukan apa yang dapat dibagi
Mengatakan apa di dalam hati
Mengharapkan kita menjadi sahabat sejati


Salam kasih dan sejahtera selalu,
Raymond Liauw

A SIMPLE POETRY FOR ERICA

So happy the world knows the day of your birth
Trumpets welcome your little body
A harp is plucked following your cry

What a blessing for your mother who gave birth to you

Earth continues to spin endlessly
Spring will always come and go
Our age continues to grow slowly but surely
That is what we are always waiting for

Today is a special day
That doesn't want to pass
Especially by those who are blessed
And filled with love in this life


This simple poetry sincere strung through gusts of wind
Welcoming the new step of your age
A Morning Star twinkled as if whispering into your ear

Happy Birthday, Erica”
“May the blessings of God be with you
and your family



August 26, 2013.
Raymond, Debby & Leonard Liauw

RASA ITU DATANG PADA KITA

Aku terduduk menggenggam pena
melamuni rangkaian kata
menggores tinta tanpa suara
menutup mata dengan hati terbuka

Dingin malam merayap tenang
perlahan menyerang
tak peduli dalam gelap maupun terang
segera melingkupi seluruh ruang

Berdenyit pintu terbuka
Suara kecil bertanya “Dad, are you ok ?”

Aku tak sanggup menjawab
Kuraih tubuh kecil dan memangkunya

Bahagia tak terkata
menggendong dan memeluknya
Perasaan inikah yang ada pada Ayahku dulu
Aku tak pernah mengerti dan tak pernah tau

Perasaan inipun akan datang pada anakku
dikala dia memeluk cucuku


Salam kasih dan sejahtera selalu,
Raymond Liauw

DOAKU UNTUK BANGSAKU INDONESIA

Kemarau panjang meretakan bumi
Pasir menyebar issu semua makhluk mati
Tanah NTT mengharap tetesan air Surgawi
Butuh kesuburan di setiap jengkal tanah tani

Berhari hari hujan mengguyur Jakarta
Air merendam hampir seluruh kota
Tahun dua ribu tiga belas diawali dengan bencana
Tak terelakan pula korban jiwa

Ranah Minang, tujuh February dua ribu tiga belas
Gempa dipagi buta menunjukan alam masih buas
Ratusan bayangan berhamburan beruas ruas
Setiap wajah gelap takut dan memelas

Allahu Akbar…Allahu Akbar…Allahu Akbar…
Kami sebut nama-Mu dengan bibir gemetar
Alam berlaku gusar
Jangan biarkan cinta-Mu kepada kami menjadi hambar

Dari seberang lautan kutatap jiwa jiwa
Biarlah rahmat-Mu tercurah kepada mereka
Dan menjauhkan mereka dari segala bencana
Doa ini kupanjatkan untuk bangsaku di Indonesia


Salam kasih dan sejahtera selalu,
Raymond Liauw

Thursday, August 29, 2013

RASA RINDUPUN SUDAH TERLARANG

Tiada angin membelah senja
Tiada petir memekakan telinga
Bertahun telah kita coba
Namun hanyalah sia sia belaka

Kisah kisruh masalah
mendorongku terus melangkah
Hubungan kita kian parah
alangkah bijaksana bila kita berpisah

Sepasang bangau terbang menari
Arah mata angin sulitlah dicari
Sudah bulat keputusanku untuk berlari
Biarlah kutempuh jalanku sendiri

Cinta kita telah patah arang
Terhempas ke dasar jurang
Hancur berkeping tak mungkin bersatu ulang
Rindu kitapun kini sudah terlarang


Salam kasih dan sejahtera selalu,
Raymond Liauw

KESOMBONGAN SEEKOR KATAK

Di atas tumpukan eceng gondok aku berdiri
Kuhentakan kaki bagaikan seorang peri
Mereka kagum dengan perutku yang seksi

Bergetar air sungai mendengar suaraku

Rerumputan merunduk hormat kepadaku
Kuraih nyamuk kecil dengan juluran lidahku
Tiada yang dapat melakukannya selain aku

Getaran air sungai semakin mendekatiku

Aku bangga dengan keperkasaanku
Mereka rendah diri menghadapiku
dan iri hati sehingga menjauhiku

Getaran air sungai tiba disampingku

Akhirnya mereka melarikan diri karena takut kepadaku
Pssssttt…..gelap gulita dan berlendir pijakku
Dinding bulat ini serasa meremas tubuhku

Seekor ular menelanku hingga binasa
Kesombongan telah melenyapkanku dari dunia
Rasa sesalpun kini tak lagi berguna


Salam kasih dan sejahtera selalu,
Raymond Liauw

PENGORBANAN MEMPEROLEH KEADILAN

Ejekan tak membuat pupus harapan
Langkah tak terhenti oleh makian
Sejuta impian mereka tawarkan
ke batu karang kau hempaskan

Keringat kau cucurkan
Darah kau teteskan
Nyawapun kau serahkan
Demi suatu keadilan

Malaikat elmaut diutus untuk menjemputmu
Mata dunia menghormati perjuanganmu
Tikus berdasi berpura sedih atas kematianmu
Gagak berbatikpun terbahak pada jasad bekumu

Tiang lurus dibengkokkan
Api panas didinginkan
Yang berjalan lurus dijatuhkan
Berita panas dipetieskan

Langit menggelegar tak dapat menahan pilu
Awan marah gemetar melihat hukum yang membisu
Apakah arti semua pengorbananmu
bila korupsi sudah menjadi kebudayaan bangsamu


Salam kasih dan sejahtera selalu,
Raymond Liauw

DARI ALLAH UNTUK ALLAH

Seraut wajah menatap cermin
setiap kerut dan geraknya terdapat pada cermin

Aku adalah umat Allah
Berkat yang kuterima adalah berasal dari Allah
Berkat Allah adalah berkat untuk umat Allah

Mereka adalah umat Allah
Deritanya adalah derita umat Allah

Kehidupan ini layaknya kehidupan cermin
Berkat Allah kepadaku adalah berkat mereka
Penderitaan mereka adalah penderitaanku

Dari Allah untuk Allah
Syukur kepada Allah


Salam kasih dan sejahtera selalu,
Raymond Liauw

TAFAKUR

Aku duduk bersimpuh
bersandar pada hati yang rapuh
sekujur tubuh terbalut peluh
tercengkram erat sukma yang kian lusuh

Gelap semakin menjarah
kabut muncul dari segala arah
terhampar semua resah
gelisah kian merajah

Kapankah aku dapat bebas dari derita ini
lepas terbang dan berlari
rasanya bathin tak sanggup lagi tuk berdiri
haruskah hidup ini kuakhiri

Ketika azan subuh menyentuh telinga
kilau tasbih tetap bertebaran di angkasa
aku masih tersungkur di atas sajadah
belum terlepas dari rasa gelisah

Butiran bening trus mengalir di pipi

membasahi lembaran kitab suci
hingga tatapan terhenti
memaksa jiwa berpasrah diri

Tafakkuruu fii khalqillahi wa laa tafakkaruu fiillahi”

berpikirlah kamu tentang ciptaan Allah
dan janganlah kamu berpikir tentang Dzat Allah”


Salam kasih dan sejahtera selalu,
Raymond Liauw


Wednesday, August 28, 2013

BANJIR

Sengaja kau sentuh bumi
Semakin keras kau hantam kami
Orang bilang kaulah berkat yang diberi
Seringkali menjadi bencana yang tak dicari

Tak dielak kau sangat dibutuhi
Seringkali kau dinikmati
Terkadang kau dibenci
Kaupun juga sering dimaki

Hujan kau dinamai
Sekedar curahan kaulah sahabat kami
Bila banjir yang kau beri
semakin bertambah penderitaan ini


Salam kasih dan sejahtera selalu,
Raymond Liauw

BALADA GEREJA TUA

Pernah terjadi........
Harum bunga di seluruh ruang
Paduan suara di bawah cahaya benderang
Dentingan piano diiringi gendang
Memuji Ilahi dengan jiwa penuh riang

Pernah terjadi........
Aku dikelilingi oleh pelangi
Sekelompok Kepodang menari
Taman bunga mengitari
Padang rumput bagaikan permadani

Masa itu telah lama pergi
terbang entah kemana
menjauhi bumi

Kini........
Aku masih terbaring di sini
sekarat hampir mati

Aku hanyalah sebuah gereja tua
yang telah menjadi rongsokan dunia
tidak perlu menanti dentang usia
Kelak akan layu terhembus sang bayu
dan akhirnya mati tergusur oleh waktu


Salam kasih dan sejahtera selalu,
Raymond Liauw