Friday, July 4, 2014

MENGGENGGAM ASA (berdasarkan kisah nyata)


BAGIAN I


Yanti dan Roni adalah pasangan suami istri yang memiliki 4 buah hati yang masih kecil. Mereka menjalankan usaha bersama sejak awal mereka menikah, namun krisis ekonomi yang melanda dunia termasuk Indonesia tahun 1998 telah memaksa mereka gulung tikar. Saat itu si sulung berumur 12 tahun, anak nomor dua berumur 8 tahun, anak ke tiga 7 tahun dan si bungsu berumur 3 tahun.

Setiap hari mereka mencari lowongan pekerjaan di koran koran tapi selalu mengalami jalan buntu sampai akhirnya Yanti melihat iklan lowongan kerja di negeri Paman Sam - USA.

Ron, apakah kamu tidak kepingin bekerja di Amerika ?” tanya Yanti.
Mau sih tapi bagaimana caranya yah dan berapa modalnya ke sana ?” sahut Roni, “coba nanti kita cari tau apa saja yang diperlukan untuk bekerja di sana” sambungnya.

Berbagai cerita mengenai keberhasilan teman teman mereka di Amerika sepertinya terus menyentil telinga dan pikiran Yanti untuk juga mengadu nasib. Banyak diantara mereka yang berhasil bahkan beberapa diantaranya malah mendapat jodoh orang bule di Amerika.

Sore itu setelah makan malam, Yanti menyalakan kipas angin dan mengeluh manja kepada suaminya “kapan di Jakarta turun salju nih ?” Kebenaran di RCTI sedang menayangkan film Home Alone dimana selimut salju putih menutupi jalan jalan di Chicago.

Ron, aku sudah tanya tanya mengenai pekerjaan di Amerika, kayaknya gampang asalkan punya visa turis dari Kedutaan Amerikakata Yanti.
Bagaimana dengan anak anak ?” Roni balik bertanya,
anak anak titipkan di tempat ibuku dan tiap bulan nanti kita kirim uang untuk mereka” jawab Yanti.

Dua bulan lamanya Yanti dan Roni mempertimbangkan rencana ini dan akhirnya mereka sepakat untuk merantau ke Amerika mencari kerja. Sebagai bekal awal mereka menjual rumah, mobil dan semua harta benda.

teruntai ribuan kata mesra
terarungi samudra cinta
janji suci tlah diurapi
takkan lepas
susah senang slalu bersama

Tahun 1999 Yanti dan Roni mendarat di Amerika dan mulai mencari pekerjaan baru. Bagi kebanyakan orang Indonesia, negeri Paman Sam sangatlah menjanjikan masa depan. Itupun terbukti oleh Yanti dan Roni yang baru 8 bulan bekerja di sebuah restaurant di San Francisco sudah berhasil mengumpulkan uang ratusan juta rupiah. Mereka bahagia sekali. Selain dapat mengirim uang ke orang tua di Jakarta yang merawat kedua anaknya, mereka juga masih bisa menabung.

Jadwal kerja mereka 6 hari dalam seminggu, dari hari Selasa hingga Miggu mulai jam 9 pagi sampai jam 11 malam. Setiap hari Senin mereka diperbolehkan libur oleh Manager restaurant. Dapat dikatakan hampir setiap malam mereka tiba di rumah setelah jam 11:30 malam terkecuali bila restaurant sangat sepi pengunjung maka mereka diperbolehkan pulang lebih cepat, tapi itupun jarang sekali terjadi.

Malam itu, mereka baru selesai mandi dan siap untuk merebahkan tubuh setelah bekerja seharian melayani tamu restaurant. Kebenaran besok adalah hari Senin dan mereka tidak bekerja jadi bisa bangun agak siang. Merekapun rencananya akan ke China Town.

Ternyata enak juga kerja di sini yah, Ron, biar cape tapi ada hasilnya” kata Yanti sambil meletakan kepalanya di dada Roni.
Iya sih, untung kita ke sini, coba kalau kita masih di Indonesia wah mungkin kita masih nganggur kali” jawab Roni.
Besok pagi kita telphone ke Jakarta” sambung Roni.
Iya” jawab Yanti.
Aku kangen juga main sama anak anak” sambung Roni sambil mengelus rambut Yanti dengan jemari yang kian berkelana. Yantipun tau apa yang diinginkan oleh suaminya terkasih. Dia mendongakan kepalanya dan menatap mata Roni lalu berkata Aku sayang kamu, Ron”.
Iya, aku juga sayang kamu” sahut Roni.

di atas sana
angan merajut sebuah impian
mimpiku dan mimpimu bersatu
dalam desah asmara
gelora membara
hingga pagi terlupakan

Begitu harmonis dan hangatnya kehidupan mereka layaknya pengantin baru yang sedang berbulan madu sambil menikmati keramaian di Fisherman's Wharf dan China Town San Francisco.

Rasa rindu seorang ibu kepada keempat buah hatinya tak tertahankan. Maka, Yanti berencana kembali ke Indonesia untuk beberapa bulan untuk berkumpul bersama anak anaknya.

Ron, besok aku mau ajukan cuti ke boss untuk balik ke Jakarta” kata Yanti dalam perjalanan pulang ke apartment.
berapa lama nanti kamu di jakarta ?” tanya Roni.
mungkin sekitar 8 bulan dan balik lagi ke sini” jawab Yanti.
wah.....aku nanti kesepian dong sendirian di sini” gurau Roni sambil senyam senyum.
yah....gak' lah Ron, nanti kamu sering sering telphone aku yah” jawab Yanti manja.
lagi pula kalau di Indonesianya cuma 1 atau 2 bulan, Immigrasi di Amerika juga malah curiga saat aku kembali lagi ke Amerika” sambung Yanti.
iya deh” sahut Roni.

Beruntung sekali manajer restaurant baik hati dan memberikan izin cuti kepada Yanti untuk kembali ke Jakarta.

Dalam hati Yanti tidak tega meninggalkan suaminya sendiri di tanah rantau tetapi diapun ingin sekali bertemu dengan anak anaknya.


BAGIAN II

Setibanya di Bandara Sukarno Hatta, Yanti disambut dengan tangis bahagia oleh anak anak dan orang tuanya.

Satu bulan pertama Yanti di Jakarta, Roni sering menelphone Yanti dan ngobrol dengan anak anak, tapi memasuki bulan ke dua Roni sudah mulai jarang telephone dan selalu memberi alasan sibuk dan cape.

Saat itu Yanti belum merasakan adanya kejanggalan karena masih dalam suasana melepas rindu kepada anak anak dan orang tuanya.

Selepas senja ketika Yanti dan anak anak sedang menyantap makan malam, terdengar dering telephone.

Hallo sayang.....apa kabar ?” suara Roni begitu Yanti mengangkat gagang telephone.
sehat sehat, Ron. Kamu apa kabar ?” tanya Yanti.
sekarang kenapa sih jarang telephone ? sambung Yanti.
iya nih aku cape” jawab Roni.
bagaimana kabar anak anak, semuanya sehat sehat ?” tanya Roni lagi.
sehat semuanya, mereka kangen sama kamu” jawab Yanti.
Yan, mungkin aku tidak bisa kirim uang ke kamu untuk sementara sebab sejak kamu balik ke Jakarta aku sering sakit sakitan dan jarang kerja jadi penghasilanku berkurang malah sekarang sering pinjam uang dari temanku” keluh Roni dan membuat Yanti sesaat terdiam.
Oh....iya tidak apa apa aku juga masih ada simpanan di sini. Kamu jaga kesehatan yah” sahut Yanti.

Setelah beberapa menit bicara dengan anak anaknya Roni menyudahi pembicaraan dengan alasan ingin melanjutkan pekerjaan.

Sejak pembicaraan terakhir di telephone itu Roni tidak pernah lagi menghubungi Yanti dan anak anak, juga tidak lagi mengirim uang. Kalau Yanti telephone atau kirim sms, Roni tidak pernah menjawab atau membalasnya.

Hasrat Yanti kembali ke Amerika kian menggebu untuk mengetahui nasib suami tercinta.

meliuk angin
berjubah pelangi
terukir syair di dasar kalbu
bayangmu seketika hadir menaut hati
rasa empedu semanis madu

Malam itu hujan deras sekali. Sementara Yanti merenung di kamar sendiri tiba tiba dia menerima telepone dari teman kerjanya di San Francisco, Linda. Begitu tau itu sahabat karibnya, Yanti langsung menanyakan keadaan Roni, suaminya.

Lin, kabarnya suamiku bagaimana yah ? Sudah 6 bulan ini dia tidak pernah lagi hubungi aku dan anak anak, bahkan tidak lagi kirim uang” tanya Yanti.
lhooo...... makanya ini aku telephone kamu” jawab Linda
semua teman teman di SF tidak ada yang mau ikut campur jadi mereka tidak memberitahu kamu” tambah Linda.
masalah apaan sih, Lin, kamu koq’ jadi nakutin aku nih” tanya Yanti kembali.
aku sebenarnya juga tidak mau ikut campur masalah rumah tangga kamu, tapi kayaknya aku harus bilang ke kamu sebab kamu temen baikku” kata Linda yang membuat Yanti semakin penasaran ingin tau lebih jauh.
Suamimu sudah punya pacar lagi bahkan sudah tinggal bersama dengan pacarnya itu, Yan” jawab Linda dengan agak takut takut.
ah….ngaco kamu ! gossip murahan. Siapa yang yang bilang dan nyebarin ?” bentak Yanti dengan jantung berdebar.
ini bukan gosip, Yan, tapi beneran, mungkin kamu sebaiknya balik lagi ke SF, Yan” sahut Linda.

Mereka berdua semakin serius dalam pembicaraan dan Yanti pun ingin mengorek informasi sebanyak mungkin dari Linda mengenai hubungan suaminya dengan pacar gelapnya.

Sejak itu Yanti terlihat lebih banyak terlihat diam. Kecewa dan terluka hatinya terkhianati oleh suami tercintanya. Hari harinya yang semula ceria bersama anak anak tercinta kini suram layaknya sumur berlumpur.

mata terpejam
terlintas wajah kekasih
dosa tertanam di dalam sekam
tercium bau penghianat cinta


BAGIAN III

Sejauh mata memandang, hanya hamparan landai kosong terpampang. Gulungan debu kering kerontang menggulir ranting di jalan tak berujung. Tiada lagi mentari pagi, tiada juga kilau pelangi. Butiran bening di pipi memancar luka di hati.

Sepertinya gejolak hati Yanti tidak tertahan lagi dan dua bulan berikutnya dia kembali ke San Francisco tanpa sepengetahuan suaminya. Setiba di bandara San Francisco, Yanti dijemput oleh Linda dan mereka langsung menuju ke apartment Linda yang tidak terlalu jauh lokasinya dari apartment dimana Roni bersama kekasih gelapnya tinggal.

Kisah tentang perselingkuhan sesama pendatang illegal dari Indonesia di Amerika bukanlah cerita semu tetapi nyata adanya.

Mereka tidak dapat menuntut atau melakukan sesuatu yang dapat memancing pihak Kepolisian turun tangan untuk menyelesaikan masalah mereka karena mereka adalah pekerja dan penduduk illegal di Amerika. Konsekwensinya bila mereka tertangkap pihak polisi immigrasi, maka mereka akan dideportasi / diusir balik ke negara asal.

Surya mulai terbenam, dari dalam mobil dengan degup jantung berdebar Yanti menanti suaminya datang ke apartment kekasih gelapnya. Sebuah Honda Accord hitam meluncur dan parkir di depan gerbang apartment. Di dalamnya tampak sepasang pria dan wanita dimana Yanti sangat mengenal betul wajah si pria yang ternyata adalah Roni. Sedangkan wanita yang bersama Roni adalah Shinta yang memang sudah terkenal sebagai wanita penggoda pria. Shinta sendiri juga sudah memiliki suami yang bekerja pada malam hari. Anehnya, suami Shinta seolah tutup mata dengan prilaku istrinya tersebut dan memberi “restu” kepada Shinta dengan tujuan memoroti uang para pria hidung belang.

Mereka berdua keluar dari mobil dan terlihat akrab sekali layaknya sepasang burung dara sedang kasmaran. Tangan mereka saling merangkul dan saling bersentuh bibir.

Roniiiiiii.....” teriak Yanti dari seberang jalan dan membuat pria tersebut terhentak menengok ke arah suara.

Tanpa berkata sepatah katapun Yanti langsung menghujamkan bertubi tubi pukulan ke tubuh Roni yang terkangkap basah seperti tikus got di dalam kerangkeng. Roni pun tidak melakukan perlawanan apapun melainkan hanya menerima pukulan Yanti.
Linda mencoba untuk melerai mereka agar tidak memancing perhatian masyarakat sekitar untuk memanggil Polisi. Setelah puas memukuli Roni, Yanti pun mulai menangis dan terbata bata: “delapan bulan aku dan anak anak menanti kabar darimu, dimana tanggungjawabmu sebagai suami dan ayah ?”

lihatlah dirimu dan pelacurmu itu ! Sudah puaskah kau menyakiti aku ?” tambahnya.

Roni tidak berkata apa apa dan menyuruh Shinta kekasih gelapnya masuk ke dalam apartment. Sesekali tangan Yanti masih memukuli tubuh Roni sambil menyebut Roni bajingan pembohong.

Seberkas asa terbalut debu
bisu tiada getar
makan tak dikejar
minum tak diburu
hanya isak lamunan di dasar kalbu
terpendam luka tergores bara

Selama 7 tahun Yanti hidup di bawah satu atap dengan suami yang jelas jelas memiliki pacar gelap dan tidak pernah lagi memberikan penghasilannya ke Yanti apalagi transfer uang ke anak anak. Yanti dan Roni pun hampir tidak pernah bertegur sapa.

Jadi, selama 7 tahun itu pula Yanti bekerja selama 16 jam sehari sebanyak 6 hari seminggu, di restauran dan loper koran. Tujuh hari seminggu bekerja sebagai loper koran. Dia tidak pernah memikirkan kesehatannya apalagi merasa lelah. Dia hanya bekerja, bekerja, bekerja dan bekerja.............

Setiap selesai makan malam, Roni langsung ke tempat kekasih gelapnya dan kembali selepas tengah malam atau terkadang tidak pulang.

Ingin rasanya Yanti bercerai tetapi dia masih terikat janji suci perkawinannya.

Risma, anak sulung Yanti tau apa yang terjadi pada kedua orang tuanya. Risma pun menyuruh Yanti untuk kembali ke Jakarta dan dia ingin bekerja menanggung keluarga.

mama tidak usah terlalu banyak pikir mengenai papa, biar papa tinggal bersama pacarnya dan mama pulang saja, ma, aku cukup lulus SMA saja dan biar aku nanti yang bekerja” ujar Risma kepada Yanti di telephone.

Yanti berusaha untuk bicara tegar menahan kepedihan hatinya, dan mencoba untuk meyakinkan anak sulungnya untuk tetap kuat menerima kenyataan hidup.

Risma, ketika kalian berempat lahir ke dunia ini, mama sangat bersyukur karena kalian adalah berkat Tuhan untuk mama. Mama tidak akan menyia nyiakan kalian, nyawapun akan mama korbankan untuk masa depan kalian” kata Yanti kepada Risma anak sulungnya.
Mama juga sudah tidak berpikir lagi mengenai papamu, biarlah mama akan tanggung semua derita ini. Pokoknya yang mama mau kalian harus sekolah sampai selesai dan mama minta tolong kamu untuk menjaga adik adikmu” sambung Yanti.


BAGIAN IV

Setiap pagi, siang dan malam Yanti berdoa agar Tuhan selalu memberikannya kesehatan dan kekuatan agar dia bisa bekerja untuk mengumpulkan uang demi keempat anak anaknya. Dia juga tidak lagi memikirkan suaminya yang telah berkhianat.

Ketika tubuh sujud berdoa, dengan tetesan air mata Yanti berkata dalam hati “aku harap suatu saat nanti kalian tau betapa besar cintaku kepada kalian dan kenapa aku melakukan semuanya ini”.

Sore itu Yanti mendapatkan izin untuk pulang lebih awal karena tidak enak badan. Setibanya di apartment, Roni menghampirinya dan mengajaknya bicara.

aku merasa bersalah dan berdosa. Sekian tahun lamanya aku telah menelantarkanmu dan anak anak” kata Roni lemah.
aku mohon diberikan kesempatan untuk kembali kepadamu” kata Roni lagi.
aku tidak enak badan dan tidak enak ngomong” kata Yanti sinis sambil masuk ke kamar dan menutup pintu kamar.

Begitu melangkah ke dalam kamar, Yanti merasa kakinya lemah tak mampu berdiri. Degup jantungnya berlari cepat. Ingin sekali dia berteriak namun bibirnya terkatup rapat. Tubuh lunglai tersungkur layu, bersandar pada daun pintu. Dia hanya dapat menangis.

semburat jingga menebar pesona
menjelajahi liku hidup
terajut kenangan
mengupas noda pada butiran cinta

Sekitar dua bulan lamanya Roni menjadi “anak baik” dan tidak lagi berhubungan dengan Shinta.

Di keheningan malam dimana langit tak berbintang, bayang bersembunyi di balik kelam. Rintihnya tak bersuara dari dasar rumpun bambu di antara bukit dan lembah.

Ron, apakah kamu benar benar mencintaiku ?” tanya Yanti
seandainya ada wanita lain di hatimu, tolong jangan sakiti aku lagi, dan kamu boleh pergi” tambah Yanti.
Yan. Aku menyadari semua kesalahanku di masa lalu dan berjanji tidak akan pernah mengulanginya lagi” jawab Roni.
bila kamu menghianitiku lagi, kita tidak akan pernah bertemu lagi” ancam Yanti dengan sorot mata tajam.
iya aku berjanji” kata Roni.
Aku juga ingin kita pindah ke lain negara bagian dan memulai yang baru” tambah Yanti

jemari terus menggores pena
bersyair demi seberkas asa
bila ada tersisa cinta
biarlah terajut kembali benang benang asmara

Merekapun pindah ke Florida dan mencoba memperbaiki hubungan mereka. Sejak mereka kembali bersama, Roni juga menyerahkan seluruh penghasilannya kepada Yanti.

Setelah bertahun tahun tinggal di Amerika merekapun merasa sudah kepalang tanggung dan ingin menetap di Amerika secara resmi. Komunikasi dengan anak anak hanya dilakukan melalui internet dan telephone.

Political Asylum atau Swaka Politik sangat popular bagi para pendatang dan pekerja Illegal di Amerika. Bila permohonan swaka politik seseorang dikabulkan maka orang tersebut akan menjadi penduduk resmi yang dapat tinggal dan bekerja secara resmi di seluruh negara bagian di Amerika. Hal ini juga menarik perhatian Yanti dan Roni untuk mendapatkannya. Hingga saat ini status keimigrasian mereka masih dalam proses, dan merekapun tetap bersabar menanti dengan penuh harap suatu saat pemerintah Amerika mengabulkan permohonan Asylum mereka. 

Seiring detak jarum jam dan bergulirnya waktu, kini sudah 15 tahun mereka tidak bertemu dengan anak anaknya.

Risma, si sulung akhirnya mampu menggenyam pendidikan sampai D3 dan kini bekerja di perusahaan export import sebagai Branch Manager.
Anak nomor 2 meraih gelar Sarjana-nya dari New Zaeland.
Anak ke 3 dan anak ke 4 masih kuliah di universitas swasta di Indonesia dan rencananya setelah lulus Sarjana mereka akan datang ke Amerika untuk melanjutkan program Pasca Sarjana (Master Degree) dan sekaligus berkumpul dengan orang tua mereka.

Yanti dan Roni tidak pernah lagi menemukan cinta seperti yang pernah mereka miliki dulu. Selembar kabut ungu telah menghalangi menyatunya kembali sebuah cinta sejati.

Ayun kaki terus melangkah pergi memunguti butiran butiran cinta yang tercecer di jalan setapak. Dengan menggenggam setitik asa, bayangnya sabar menghitung lembaran daun yang gugur sambil menanti keringnya luka di hati.


Tamat.

Raymond Liauw
Cedar Park – Texas.

No comments:

Post a Comment