Thursday, August 20, 2015

BALADA PENYAIR TANPA NAMA



Ketika lahir ke dunia dia menangis
Dia tidak tau air matanya akan tumpah selama sisa hidupnya
Dunia penuh kejenuhan, kasar dan buas
Bersandar dalam hening kegelapan
Kotor dan bau busuk
Senyum penuh kepedihan
Merintih dalam kehancuran

Bagaimana mungkin bahagia bila hati terkoyak
Bagaimana mampu tertawa di tengah bangkai tikus berserak
Setiap hari adalah hari yang sama
Hari naas hari keparat hari yang laknat

Tiada lagu terlantun
Tiada irama mengalun
Hanya setumpuk nasi basi terkulum
Dendam kepada malam
Iri terhadap mentari
Terpatri luka membeku
"apatis" bisik hati meringis

Berpuluh tahun membisu
Rindu akan timang ibu
Rindu akan tawa ayah
Pena kusam merangkai aksara
Deras mengalir di setiap lembar serat putih
Dia menulis.... menulis.... menulis.... dan menulis

Dunia kagum bersimpati
Mencari tau siapa penulis syair syair takjub ini
Beribu tanya tak terjawab
Riuh tepuk tangan tak terbalas
Sama halnya dia yang kian membisu di liang kubur
Tidak pernah siap menerima berjuta pujian
Kematiannya adalah awal hidupnya


Selamat pagi dan Salam sejahtera selalu,
Raymond Liauw

No comments:

Post a Comment