Saturday, February 11, 2017

AHOK dan KESEJUKAN GUS NURIL


Seorang sahabat lama pernah memberi nasihat kepada saya agar apa yang kita sampaikan bisa lebih dapat diterima oleh orang lain. Singkatnya, 3 pesan nasihat tersebut adalah:

Pertama, Ada hal yang perlu dibicarakan sesegera mungkin karena harus diputuskan / diselesaikan secepatnya.

Kedua, Ada hal yang perlu dibicarakan tapi harus ditunda pembicaraannya sambil menunggu situasi dan waktu yang tepat.

Ketiga, Ada hal yang memang benar benar tidak perlu dibicarakan dan biarkanlah kita jadikan rahasia sampai mati.

Setelah menonton video silaturahim Ahok dengan para pemuka NU kemarin malam dan mendengarkan tausiah dari Gus Nuril, ada rasa tenang dan sejuk di hati. Apalagi tausiah Gus Nuril tersebut sesekali diiringi dengan celoteh humornya yang membuat hati kian damai.

Ahok yang selama ini kita kenal sebagai sosok bertemperamen tinggi dan juga ceplas ceplos kalau bicara, sudah seharusnya banyak belajar dari para sesepuh NU untuk mampu meredam gejolak emosinya terutama ucapannya kepada siapa saja yang menjadi lawan bicaranya.

Mungkin ada di antara pembaca yang akan memprotes usulan saya di atas dan akan bilang "Ahok itu kan seorang Kristiani kenapa harus belajar dari Ulama NU yang bukan Kristiani" ??

Saya akan menjawab, justru oleh karena Ahok adalah seorang Kristiani makanya beliau juga harus belajar dari orang Non Kristiani yang dengan keimanannya orang tersebut mampu memberikan kesejukan kepada orang lain terutama kepada lawan bicaranya, apalagi Ahok adalah seorang Gubernur, pelayan masyarakat.

Terkadang ada jalan yang kita anggap sudah bersih dan licin, tapi ternyata masih ada jalan lain yang lebih bersih dan lebih licin. Untuk itu kita harus mampu menahan diri agar pikiran dan hati kita tidak melulu dikuasai oleh hawa nafsu apalagi disertai dengan amarah ketika kita hendak mengambil suatu keputusan atau melontarkan sebuah perkataan.
Pepatah kuno bilang malu bertanya sesat di jalan.


Sejahtera dan sehat selalu.
Raymond Liauw

No comments:

Post a Comment