lelaki itu bersandar pada remang
terguyur bencana
tercabik duka
melamun
tiada binar bola mata
jarinya
memeluk cangkir retak
tanpa
aroma kopiterbingkai kenangan
tersenyum tertawa menangis
silih berganti
sesekali
menghela napas
dia
merundukmembelai lembut
dua raga terselubung abu
terbujur kaku
bayi terpeluk ibu
bibir
kering lirih bertanya
“haruskah
kutanggung derita ini ?”
desir
angin terus berlalu
sangatlah
pilu untuk menjawabataukah
terlalu angkuh tak mau tau
Salam kasih dan sejahtera selalu,
No comments:
Post a Comment