Tuesday, February 4, 2014

ALAM TAK SELALU RAMAH

renyah malam tanpa purnama
lelaki itu bersandar pada remang
terguyur bencana
tercabik duka
melamun
tiada binar bola mata

jarinya memeluk cangkir retak
tanpa aroma kopi
terbingkai kenangan
tersenyum tertawa menangis
silih berganti

sesekali menghela napas
dia merunduk
membelai lembut
dua raga terselubung abu
terbujur kaku
bayi terpeluk ibu

bibir kering lirih bertanya
haruskah kutanggung derita ini ?”

desir angin terus berlalu
sangatlah pilu untuk menjawab
ataukah
terlalu angkuh tak mau tau


Salam kasih dan sejahtera selalu,
Raymond Liauw

No comments:

Post a Comment