Sunday, March 2, 2014

MIMPI BURUK

aku yang takut akan gelap
ragu melangkahi gerbang
rasa ngeri menghantui
nyanyian gurun itu masih terdengar
mengikuti bayang siang dan malam
bersaksi atas setiap tetesan darah tak berdosa
selongsong timah berserakan
mengiringi jerit tangis
pilu di atas bangkai

merpati mengebas sayap
menitikan air mata
tubuh mungil mendekap boneka
terbujur kaku terbalut peluru

perang tak kenal belas kasih
tak memiliki hati nurani
haus akan darah
lapar akan nyawa

ku harap semua itu hanyalah mimpi buruk
yang tak pernah ku alami


Salam kasih dan sejahtera selalu,
Raymond Liauw

No comments:

Post a Comment