Setiap
menjelang Pemilu / PilPres / Pilkada rakyat Indonesia selalu disuguhi
berbagai dagelan politik. Ratusan bahkan ribuan orang yang memiliki
ambisi mencoba menarik hati rakyat untuk memilihnya. Berbagai upaya
dilakukan, mulai dari pinjam uang di bank, menjual sawah,
menggadaikan rumah, hingga menjadi "pemain sineron" menjadi
rakyat jelata.
Bersamaan itu pula banyak rakyat tergugah hatinya lalu memilih mereka untuk duduk di kursi empuk Wakil Rakyat.
Bersamaan itu pula banyak rakyat tergugah hatinya lalu memilih mereka untuk duduk di kursi empuk Wakil Rakyat.
Lalu
apa yang mereka lakukan setelah duduk di "bangku empuk"
??
Berbicara atas nama rakyat Indonesia untuk membodohi rakyat dengan mengutak atik APBD / APBN atau "mengolah" proyek. Yang terpenting adalah balik modal kampanye secepat mungkin dan selanjutnya menghitung keuntungan investasi di atas bangku empuk anggota dHewan atau Pemimpin Daerah.
Berbicara atas nama rakyat Indonesia untuk membodohi rakyat dengan mengutak atik APBD / APBN atau "mengolah" proyek. Yang terpenting adalah balik modal kampanye secepat mungkin dan selanjutnya menghitung keuntungan investasi di atas bangku empuk anggota dHewan atau Pemimpin Daerah.
Suara Wakil Rakyat yang berjalan lurus hampir tidak didengar atau mungkin memang dibungkam agar tidak terdengar. Konon mereka pun tetap harus memenuhi Setoran Wajib ke partai.
Orang
bodoh tidak pernah belajar dari kesalahan masa lalu sehingga bisa
ditipu oleh para penipu dengan cara dan motive yang sama walaupun
ratusan kali.
Gambar
Yusril dan Sandiaga hanyalah sebuah ingus terasi dimana keduanya ingin menarik hati rakyat dengan harapan orang orang yang
dikunjungi dan dipengaruhinya adalah orang orang bodoh yang selalu
melakukan kesalahan yang sama berulang kali.
Selamat pagi dan Salam cerdas selalu.
Raymond Liauw
No comments:
Post a Comment