Thursday, March 10, 2016

KALAU SAYA GUBERNUR DKI




Jabatan Gubernur DKI dapat juga disamakan dengan Presiden “Kecil” RI yang cakupan wilayahnya Ibukota Jakarta dan juga berpengaruh pada wilayah sekitar di luar Jakarta (Bogor, Bekasi, Tangerang, Depok, .....).

Walaupun pilkada DKI masih beberapa bulan lagi tapi semaraknya melebihi guntur di malam hari.
Kenapa banyak politikus sangat berhasrat dan berambisi untuk menjatuhkan dan menggantikan Ahok menjadi orang nomor 1 di DKI ??

Kalau kita lihat APBD DKI yang menduduki peringkat atas se-Indonesia dalam jumlah yaitu Rp.65,7 T sepertinya hanya sekitar 2,7 kali dibanding Jawa Barat sebagai peringkat kedua dengan jumlah Rp.24,8 T. Tetapi bila kita teliti lebih jauh dengan melihat populasi tahun 2013, di DKI terdapat sekitar 10 juta jiwa sedangkan Jawa Barat sekitar 46 juta jiwa.
Maka, secara kasat mata kasar kita melihat bahwa di DKI dengan APBD sebanyak Rp.65,7 T untuk melayani populasi 10 juta jiwa, sedangkan di Jawa Barat APBD nya Rp.24,8 T untuk melayani 46 juta jiwa. Suatu perbedaan yang sangat menyolok.

Saya membayangkan seandainya saya menjadi Gubernur DKI, saya akan meneruskan program Gubernur sebelumnya dan sedikit demi sedikit sayapun akan menelurkan PerGub baru mengganti PerGub lama untuk memupuk dan menjaga wibawa saya.

Tidak ada gunanya berdebat dengan para anggota DPRD karena seperti yang Pak Jarot bilang bahwa Legislative dan Executive harus bekerja sama dan memiliki komunikasi yang baik, yang penting aman damai tidak ada pertengkaran / perdebatan apalagi sampai tuntut menuntut ke KPK seperti yang terjadi pada masa kepemimpinan Ahok.
Pokoknya saya jamin hubungan PNS PemProv DKI dengan anggota dewan akan sangat harmonis layaknya pelangi yang memiliki aneka warna tetapi indah.

Saya pun juga masih membutuhkan ormas ormas radikal untuk membantu kegiatan saya sehari hari. Toh…. para anggota mereka dan keluarganya memerlukan nasi bungkus untuk memenuhi perut sehari hari.

Salah satu kesalahan Ahok adalah beliau terlalu banyak memecat PNS, semestinya biarkan saja PNS melakukan pungutan liar toh warga Jakarta sudah terbiasa sogok menyogok. Di samping itu PNS kan juga butuh penghasilan tambahan apalagi kalau yang punya istri lebih dari satu, lumayan untuk modal cari istri baru.

Saya melihat di Jakarta masih banyak sekali jomblo yang planga plongo di akhir pekan. Makanya saya akan menawarkan para pengembang property untuk mendirikan café sebanyak banyaknya. Siapapun pengembang yang memiliki hubungan dekat dengan saya akan memenangi tender, minimal saya kenal baik dengan pribadinya, sebagai wujud tanggung jawab saya kepada warga DKI. Begitupun dengan pemberian izin membangun apartment untuk memenuhi kebutuhan tempat tinggal warga DKI, saya pun akan memilih pengembang yang memiliki hubungan dekat dengan saya.

Dalam hal penggunakan APBD agar terserap full 100%, saya pasti akan melakukan “komunikasi dan merangkul” anggota dewan seerat mungkin untuk mengelabui warga DKI yang bodoh dan agamais untuk mencicipi 10% dari APBD DKI. Bila berhasil, maka 9% atau Rp.5,913 T akan saya berikan kepada para anggota dewan, sedangkan yang 1% atau Rp.657 M akan menjadi “uang pensiunan” saya.

Saya yakin semua orang tau kalau saya bukan dewa yang bisa melawan banjir atau kemacetan yang sudah biasa terjadi di kota kota besar. Biarlah semua berjalan dengan sendirinya, warga Jakarta juga akan memaklumi saya seperti mereka memaklumi para Gubernur DKI sebelum sebelumnya.

Indahnya hidup ini, bekerja santai tanpa perang urat syaraf apalagi mencaci maki, juga dapat gaji bulanan secara rutin selama lima tahun. Setelah itu saya akan memiliki uang “pensiunan” sebanyak Rp.657 M. Belum lagi beberapa ratus milyard rupiah hasil cipretan cipretan keuntungan dari para pengembang property yang sudah saya beri kemudahan dalam beroperasi selama saya menjabat sebagai Gubernur DKI.
Bagus bagus saya masih punya hoki dikirim ke luar negeri menjadi Duta Besar untuk Indonesia seperti pak Kumis - Fauzi Bowo.

Saya adalah seorang dermawan dan janganlah heran bila saya sumbangkan Rp.100 M untuk membangun banyak rumah ibadah. Mengutip pendapat Bapak Fuad Amir mantan Bupati Bangkalan “anggap saja uang yang kita terima tersebut adalah rejeki dari Allah”.

Itulah cita cita saya. Memegang jabatan Gubernur DKI adalah suatu amanah dari warga DKI yang harus dipegang teguh demi kepentingan dan kesejahteraan warga DKI termasuk keluarga saya dan kroni kroni saya tentunya.

Mohon doa restu agar saya bisa menggantikan si "mulut toa" Ahok.

Sebelum saya lupa, saya juga mau bilang setuju dengan omongan sohib baik saya si Upin Lulung "kalau cuma Ahok seh kecil bukan tandingan saya".

Wabillahi Taufiq Walhidayah Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.


Selamat pagi dan sehat selalu.
Raymond Liauw

No comments:

Post a Comment