Saya
pernah tinggal di Melbourne - Australia selama hampir 4 tahun. Yang
saya tidak suka musim summer di sana adalah selain panasnya bisa
mencapai 43 C, juga lalat lalatnya “galak” banget. Lalat di
Indonesia takut dengan manusia dan mereka akan terbang lari bila kita
usir. Tetapi kalau lalat di Melbourne - Australia semakin kita usir
maka mereka semakin terbang menyerang dan berusaha nemplok ke arah
wajah kita.
Belakangan
ini saya sering di-tag beberapa postingan yang menampilkan gambar dan
video mengenai pengrusakan kuburan kuburan orang Kristen, juga
penghinaan terhadap atribut Kristiani seperti salib maupun patung
Bunda Maria (Katholik). Saya lantas teringat akan lalat lalat di
Australia, jadi kalau kita marah dan menyerang balik maka mereka akan
semakin ganas menyerang.
Setelah
saya membaca komentar komentarnya, saya suka banget karena banyaknya
komentar komentar dari umat Kristiani yang tidak menghujat balik
tetapi malah mendoakan para pelaku untuk menjadi sadar.
Yang
lebih menarik perhatian saya adalah banyaknya komentar dari umat
muslim sendiri yang menyesalkan tindakan para pelaku karena tidak
mencerminkan toleransi beragama dan tidak menghormati keimanan orang
lain. Maka, saya pribadi Raymond Liauw salud kepada mereka umat
muslim yang menyatakan keprihatinannya atas tindakan intoleransi yang
ada di tampilan gambar gambar maupun dalam video tersebut.
Sebagai
umat Kristiani, kita memang harus selalu siap dan rela untuk dimaki,
dihina bahkan dimusuhi karena keimanan kita kepada Yesus Kristus yang
disiksa dan wafat di kayu salib karena dosa dosa manusia. Kasih Yesus
Kristus adalah kasih tanpa syarat dan tanpa batas.
Ketika
Nabi Muhammad dimusuhi dan dilempari batu oleh penduduk di kota
Tha'if, beliau justru malah berdo'a untuk kebaikan penduduk kota
tersebut.
Begitupun ketika beliau setiap hari dimaki dan dihina oleh seorang Yahudi pengemis buta, tetapi setiap hari itu pula beliau selalu menyuapinya dengan sabar hingga beliau menjelang wafat.
Belum lagi kisah beliau yang tetap menjenguk seorang Yahudi yang tengah sakit dan mendoakan untuk kesembuhannya, padahal si Yahudi tersebut adalah orang yang paling membenci dan memusuhi beliau. Orang Yahudi tersebut lah yang melempari kotoran unta dan meludahi tubuh dan wajah beliau.
Begitupun ketika beliau setiap hari dimaki dan dihina oleh seorang Yahudi pengemis buta, tetapi setiap hari itu pula beliau selalu menyuapinya dengan sabar hingga beliau menjelang wafat.
Belum lagi kisah beliau yang tetap menjenguk seorang Yahudi yang tengah sakit dan mendoakan untuk kesembuhannya, padahal si Yahudi tersebut adalah orang yang paling membenci dan memusuhi beliau. Orang Yahudi tersebut lah yang melempari kotoran unta dan meludahi tubuh dan wajah beliau.
Tauladan
cinta kasih Yesus Kristus dan Nabi Muhammad memperlihatkan kepada
kita semua untuk tetap mengasihi sesama manusia tanpa melihat suku
bangsa dan agama, bahkan terhadap mereka yang membenci dan menghujat
kita.
Bagaimanapun
juga keimanan kita bukanlah menyembah suatu agama apalagi menyembah
patung dan atribut agama.
"Dalam
hidup ini kita tidak dapat selalu melakukan hal yang besar, tetapi
kita dapat melakukan banyak hal kecil dengan cinta yang besar" -
Mother Teresa.
Salam
sejahtera dan Selamat hari Minggu.
Raymond Liauw
Raymond Liauw
No comments:
Post a Comment