Friday, August 12, 2016

TKI PAHLAWAN TANPA NAMA



Masih banyak orang yang menganggap rendah TKI tanpa melihat semangat perjuangan para TKI tersebut untuk menafkahi keluarga mereka.
Para calon TKI dijanjikan upah besar oleh para calo yang biasanya sudah mengenal keluarga mereka, kemudian si calo memberikan uang ala kadarnya kepada keluarga yang ditinggalkan di kampung halaman.

Kehidupan TKI di negeri seberang tidaklah selalu enak seperti apa yang diharapkan.
Bukan sekali dua kali kita mendengar berita TKI disiksa dan diperkosa oleh majikan, juga tidak jarang mereka harus kehilangan nyawa.

Bukan lagi sebuah rahasia bahwa sebagian dari mereka dengan terpaksa harus mengikuti perintah para calo untuk dijadikan PSK yang kalau mereka tolak maka akibatnya akan fatal bagi diri mereka.
Seorang sahabat yang pernah menjadi TKI di Malaysia harus melayani napsu binatang calo yang mengajak dan menjemputnya dari rumah orang tuanya di kampung. Hal itu dilakukan hanya beberapa jam setelah dia mendarat di KL. Begitu dia menolak, tamparan si calo berkali kali mampir di wajahnya, sehingga dia pun pasrah dengan linangan air mata dan sayatan di hati.

Saya benar benar terperangah mendengar kisahnya. Begitu kejam dan biadabnya kah bangsa Indonesia terhadap bangsanya sendiri di negara orang lain.
Puluhan tahun Indonesia merdeka namun masih banyak rakyat yang sebenarnya belum merdeka. Mereka hidup di bawah garis kemiskinan.
Ibarat kata biar disuruh makan taik orang pun akan mereka makan asalkan mereka dapat menghidupi keluarganya di kampung.

Keadaan keluarga mereka benar benar berbeda dengan koruptor laknat yang berleha leha senyam senyum di depan kamera sambil menggrogoti APBN / APBD.
Di satu sisi pemerintah Indonesia tertawa bangga dengan kontribusi TKI (Tenaga Kerja Indonesia) yang menyumbang devisa negara lebih dari seratus trilyun tiap tahunnya. Pada tahun 2015, TKI berhasil menghasilkan devisa sebanyak Rp. 146,7 Trilyun. Jumlah uang yang bukan main banyaknya.
Sedangkan di sisi lain, begitu keras dan berat perjuangan para TKI di luar negeri.

Bila saja kesejahteraan rakyat Indonesia merata dan koruptor dapat ditumpas habis, saya yakin TKI di luar negeri bukan lagi sebagai pekerja kasar atau budak sex, melainkan tenaga tenaga ahli professional yang tidak dapat dengan mudah untuk dilecehkan apalagi disiksa sampai tewas.

Pemerintah sebaiknya juga lebih memperhatikan keselamatan para TKI di luar negeri termasuk membersihkan para calo yang terlibat dalam usaha human trafficking.

Salam kami sekeluarga untuk semua TKI di luar negeri. Dengan keimanan yang kokoh dan kerja keras, insya Allah hasil jerih payah kalian memperoleh ridha-NYA dan dapat bermanfaat bagi keluarga berserta anak cucu kalian bukan cuma di dunia tapi juga di akhirat. Aamiin.


Salam.
Raymond Liauw

No comments:

Post a Comment