Sunday, October 9, 2016

MENANTI LANGKAH LULUNG




Hubungan baik antara Ruhut dan Ahok sudah terjalin sejak Ahok masih di Komisi II DPR. Jadi, saya yakin banyak orang yang tidak heran kalau Ruhut mendukung Ahok di Pilkada 2017.
Yang banyak orang terkagum kagum adalah ketika Ruhut mengambil langkah mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Koordinator Polhukam di Partai Demokrat (PD) bahkan siap untuk didepak oleh SBY dari partai karena tidak mendukung CaGub dari PD yang merupakan anak kandung SBY sendiri, yang berarti Ruhut juga siap untuk meninggalkan kursinya sebagai anggota DPR. Suatu langkah cukup berani dan cukup gila dari si "Poltak" ini.


Langkah Ruhut Sitompol itu pun kemudian disambut positive oleh Teman Ahok juga para Parpol pendukung Ahok Djarot, yang kemudian memasukan namanya ke dalam TimSes sebagai JurKam pemenangan Ahok – Djarot.


Sebagai orang merdeka, Ruhut memang memiliki hak untuk menentukan pilihannya walau hal tersebut bisa dianggap sebagai suatu penghianatan terhadap parpolnya.


Seperti yang kita ketahui bahwa suara PPP terpecah dalam hal dukungannya untuk Calon Gubernur DKI.
Kubu Romi telah mendeklarasikan mengusung pasangan Agus - Sylviana, sedangkan kubu Djan Faridz akan mendukung petahana Ahok – Djarot.


Perpecahan suara dalam suatu parpol adalah hal biasa di alam demokrasi. Namun, yang bakal dijadikan pertunjukan menarik adalah ketika Wakil Ketua DPRD DKI, Haji Lulung yang selama ini dikenal sebagai musuh bebuyutannya Ahok kini tengah dipersiapkan untuk menjadi JurKam pemenangan Ahok - Djarot oleh PPP kubu Djan Faridz, kubu dimana Lulung bernaung.


Saya masih ingat meme meme editan photo Lulung bertebaran di sosmed yang dimulai dari penertiban PKL Pasar Tanah Abang dimana Lulung dicurigai sebagai beking para PKL melawan Ahok, hingga kasus Ahok membongkar adanya Anggaran Siluman dalam APBD sebesar Rp.12 Trilyun.


Bila benar pernyataan Djan Faridz kepada wartawan, kemudian Lulung benar benar ditunjuk oleh partainya menjadi JurKam pemenangan Ahok - Djarot, apakah Lulung memiliki keberanian untuk menolak tugas tersebut apalagi sampai siap meninggalkan partai dan kursi Wakil Ketua DPRD seperti yang dilakukan oleh si "Poltak" Ruhut ???


Semakin mendekati masa kampanye Pilkada DKI, rakyat Indonesia khususnya warga DKI semakin disuguhi dengan berita manufer politik menarik. Apalagi nanti ketika ketiga Ketua Umum Parpol: Megawati, SBY dan Prabowo turut turun gunung berkampanye demi kemenangan CaGub usungannya.


Sayapun melihat bahwa Pilkada DKI jauh lebih seru dan menarik dibanding pemilihan Presiden USA, Trump vs Hillary yang keduanya sama sama Pembohong.


Selamat pagi dan sehat selalu.
Raymond Liauw

No comments:

Post a Comment