Thursday, August 17, 2017

KEDEWASAAN IMAN DAN NALAR



Beberapa hari lalu sempat terlintas di beranda saya seorang sahabat yang beragama Katholik memposting artikel mengenai pelecehan sexual terhadap anak di bawah umur oleh seorang Imam Katholik.
Bagi saya pribadi, hal demikian tidaklah perlu ditutupi apalagi sumbernya dari media Vatikan sendiri. Kitapun sebenarnya tidak perlu marah kepada media tersebut karena apa yang disiarkan adalah benar terjadi dan justru itulah tantangan terhadap umat Katholik un...tuk menghadapi kenyataan hidup dimana hujatan, makian, hinaan bukan hanya ditujukan terhadap si Imam sebagai pelakunya tetapi juga terhadap pengajaran agama Katholik.
Berbagai komentar pedas datang dari umat Katholik kepada teman saya yang mempostingnya yang juga seorang Katholik karena dianggap telah membuka aib diri sendiri.
 

Kalau anda seorang Katholik tapi tidak bisa menerima kenyataan hidup dan tidak berani atau takut memikul Salib Kristus lebih baik anda berdiam diri di kamar tanpa berita media massa apalagi medsos. Atau kalau perlu belajar Katekisasi lagi dengan Romo senior supaya iman anda lebih kuat dan tabah.

Sebenarnya saya juga sudah sering mendapat kiriman di inbox untuk hal hal yang berhubungan dengan Yesus (Nabi Isa), Nabi Muhammad, bahkan Budha dan Kong Hu Cu tapi mungkin karena memang saya suka membaca jadi semua informasi tersebut saya anggap biasa dan tidak akan mempengaruhi keimanan saya sebagai seorang Katholik.

Baru saja melintas di beranda saya sebuah postingan mengenai Nabi Muhammad. Lagi lagi saya anggap bacaan tersebut adalah suatu hal yang sudah biasa apalagi yang menulisnya adalah seorang non Muslim (atau mantan Muslim) atau menggunakan referensi dari non Muslim.
Namun, ada satu komentar tentang tulisan tersebut dari seseorang yang saya yakini sebagai seorang Muslim. Berulang kali saya baca komentarnya semakin saya tertarik untuk membacanya lagi, lagi dan lagi yang pada akhirnya memberikan inspirasi kepada saya untuk menuliskan artikel ini.
Dalam komentar tersebut tidak ada kata kata marah apalagi balik menghujat, malah sebaliknya menyebut non Muslim sebagai saudara, kemudian pada akhir komentar ditulis Salam Damai dan Toleransi.

Bila saja semua umat beragama di Indonesia memiliki pandangan dan kedewasaan iman seperti komentar ini maka saya yakin tidak akan ada umat yang merasa tersakiti hanya karena sebuah bacaan yang mudah sekali dapat menyulut kepanikan, tersinggung atau pelecehan terhadap agama maupun panutannya.

Saya melihat salah satu masalah yang ada pada sebagian bangsa Indonesia saat ini adalah krisis Kedewasaan Iman yang kemudian ditunjang oleh nalar yang sempit sehingga agama yang berbeda dapat dijadikan alat untuk menghancurkan bangsa sendiri.

Pelangi tidak akan terlihat indah bila hanya memiliki satu warna.
Saya salud dan ingin bersulang kopi denganmu broerMuhrodhyenn ☕️☕️


Sejahtera dan sehat selalu untuk kita semua.
Raymond Liauw

No comments:

Post a Comment