Saturday, September 17, 2016

"TIONGHOA" MENOLAK AHOK




Menanggapi seruan seorang aktivis wanita keturunan Tionghoa kepada warga Jakarta untuk tidak memilih Ahok pada Pilkada 2017, saya pikir sangatlah wajar dalam pertarungan memperebutkan kursi nomor satu di Pemprov DKI dengan pengelolaan APBD sekitar Rp. 67 Trilyun per tahun.


Mungkin karena pengaruh zaman penjajahan dimana orang orang Cina di Indonesia sering diperlakukan istimewa setingkat di atas warga pribuminya.
Setelah zaman kemerdekaan sebenarnya sudah tidak perlu lagi kita permasalahkan istilah Pribumi dan Non Pribumi.

Namun dalam kenyataannya, hingga saat ini tidak sedikit orang Tionghoa di Indonesia apalagi yang tinggal di kota kota besar masih merasa dirinya tetap exclusive.

Sebelum era Jokowi - Ahok menjadi Gubernur DKI, saya yakin sedikit sekali orang Tionghoa yang mau datang ke Kelurahan. Mereka biasanya menyuruh pegawai Kelurahan datang ke rumahnya untuk mengurus surat surat termasuk membuat KTP. Saat KTP perlu tanda tangan, si petugas datang ke rumah lalu membawanya untuk dilaminating. Setelah selesai laminating, si petugas datang kembali ke rumah si Tionghoa untuk menyerahkan KTP asli. Tugas selesai dan si petugas kelurahanpun terima upah keringat yang disepakati. "Tuan Besar" dilayani seperti "Raja" oleh petugas kelurahan.


Terlepas dari salah atau benar nya si Tionghoa melakukan praktek sogok menyogok kepada petugas kelurahan tersebut, anda dapat menilai. Tetapi satu hal yang pasti adalah bila si Tionghoa tidak melakukannya maka semua surat dan urusannya akan dipersulit dan diperlambat oleh para petugas kelurahan, yang mengakibatkan si Tionghoa menjadi serba salah.
Memberi uang dibilang nyogok. Tidak memberi uang, masalah kepengurusan diperlambat dan dipersulit.

Dalam hal ini saya melihat system birokrasi Pemda DKI sebelum era Jokowi Ahok sangat penuh dengan korupsi. Masalah mudah dipersulit, masalah sulit dipermudah. Semuanya uang berbicara.

Sedangkan saat kini, mungkin masih ada praktek demikian tapi sangat sedikit.


Pembenahan tata kota Jakarta kian nampak dimana Pemprov semakin galak melakukan pembongkaran rumah "kandang ayam" di pinggir kali dengan memindahkan warganya ke rumah susun yang jauh lebih layak untuk ditempati oleh manusia.


Tidak hanya sampai disitu, Gubernur Ahok juga memberikan banyak fasilitas untuk warganya seperti KJP, subsidi beras, daging murah, RPTRA, bis Trans Jakarta gratis untuk warga yang tinggal di rusun, penataan PKL, pinjaman uang untuk usaha, mengatasi banjir, hingga penghapusan pajak untuk rumah yang harganya di bawah Rp.1 Milyard. Mungkin masih ada lagi yang belum saya sebut.


Ahok bukanlah seorang Malaikat apalagi Tuhan untuk dipuja puji karena tidak memiliki dosa. Ahok hanya manusia biasa yang setiap saat bisa berbuat kesalahan.
Perlu diingat bahwa seorang Ahok yang bernama lengkap Basuki Tjahaya Purnama hanyalah seorang pembantu yang bekerja untuk rakyat di sebuah kota metropolitan.


Bila anda adalah seorang keturunan Tionghoa yang tinggal di DKI dan memiliki KTP DKI tetapi tidak melihat perubahan perubahan positive yang terjadi di DKI seperti yang saya sebutkan di atas, sedangkan anda masih mau memilih Ahok sebagai Gubernur DKI, maka akan saya katakan bahwa anda adalah Tionghoa Goblok.


Janganlah memilih Ahok hanya karena beliau sesama ethnis Tionghoa seperti anda, apalagi hanya karena beliau adalah seorang Kristiani.


Masih banyak Calon Gubernur yang jauh lebih sopan, agamais dan jujur walaupun mereka masih perlu membuktikannya seandainya mereka terpilih menjadi Gubernur DKI nanti. Mudah mudahan mereka tidak seperti Gubernur Gubernur lainnya di Indonesia yang kalau tertangkap karena korupsi hanya bisa bilang "maaf saya Khilaf" sambil cengengesan di depan kamera TV.


Namun, seandainya anda telah melihat banyak perubahan positive yang dilakukan oleh Ahok untuk rakyat dan Kota Jakarta, tetapi anda malah membenci beliau, sesungguhnya anda adalah orang Indonesia keturunan Tionghoa yang menjadi musuh warga Jakarta juga musuh bangsa Indonesia yang mendambakan pemimpin jujur dan berani mati demi menghapus budaya korupsi di bumi Pertiwi. Anda adalah seorang Tionghoa perusak moral generasi penerus bangsa Indonesia.



Selamat pagi dan sehat selalu.
Raymond Liauw

No comments:

Post a Comment