terlalu banyak bercak kecewa
Asaku
berlayar
meninggalkan
pasir emasmengarungi lautan perak
menjauhi tepian benua
Diam
pilihan bijaksana
terkadang
menjadi kilau belatitajam nan sempurna
Berulang
kali kubasuh marah ini
jemari
gemetar tak kuat menggenggam penamemaksaku berhenti mengukir sastra
Dunia
layaknya suatu bejana
mengurung
kita di tengah fatamorgana
Aku
benci kemunafikan dunia
mengganti
putih menjadi hitammerubah hitam menjadi putih
bahkan menukar nama-NYA dengan bisa
Kapalku
terhantam gelombang busa
pudar
hancur tak bernyawajiwaku lepas mengarungi samudra
namun munafik terus menggandeng dunia
hingga akhir masa
Salam kasih dan sejahtera selalu,
No comments:
Post a Comment