duduk sebuah bayang
ber-makeup tebal bergincu terang
menikmati alunan musik berdendang
Matanya
melirik nakal pada setiap lelaki
mengumbar
senyum menarik hatimenawarkan jasa pemuas napsu birahi
demi mengisi pundi
Mereka
tersenyum sinis kepada dia yang nista
mencibir
pekerjaannya yang hinamenghujat dia yang menderita
bahkan menyebutnya Najiz sebagai pendosa
Terlalu
lemas lidah berkata
Sangatlah
ringan jemari menunjuk dosaBukankah FARISI selalu menepuk dada
tanpa melihat diri di kaca
Jiwanya
menangisi dosa dosanya yang dibenci
sejuta
doa terpanjat untuk anak anaknya yang dikasihiYang dia tau tiada satupun di dunia yang lebih murni
selain kesucian Cinta Ilahi
Salam kasih dan sejahtera selalu,
No comments:
Post a Comment