Monday, October 9, 2017

G30S PKI dan PEMBELOKAN SEJARAH



Spartacus adalah seorang Thracian gladiator yang hidup di zaman Romawi pada tahun 111-71 BC, yang melarikan diri dari perbudakan dan menjadi pemimpin pemberontakan budak terhadap pemerintahan Romawi.
Saya rasa ada banyak di antara kalian yang sudah menonton film serinya.

Yang menarik di akhir kisah tersebut adalah Spartacus dinyatakan tewas pada pertempuran terakhirnya di wilayah Senerchia, kemudian sejarah mencatat bahwa ada sebanyak 6000 orang budak tertangkap dan menyerahkan diri saat mendengar Spartacus tewas lalu budak budak tersebut dijatuhi hukuman mati dengan disalib dan dijajar di sepanjang jalan dari Roma ke Capua.
Beberapa ahli sejarah membenarkan Spartacus tewas pada pertempuran Senerchia tersebut tetapi tidak ada seorangpun yang berhasil menemukan jasadnya.
Seperti kita ketahui bahwa pada zaman Romawi dulu, seseorang baru akan diakui telah berhasil membunuh kriminal bila ada bukti, dalam hal ini biasanya dengan menyerahkan penggalan kepala si kriminal.

Ada spekulasi yang mengatakan bahwa Spartacus tidak tewas pada pertempuran Senerchia, tetapi Pompeii menyebarkan berita bahwa Spartacus tewas agar para pengikutnya takut lalu menyerahkan diri. Walaupun taktik Pompeii ini berhasil mengelabui ribuan pengikut Spartacus namun Pompeii telah membelokan sejarah dengan suatu kebohongan.
Lantas apa hubungannya kisah di atas dengan tragedi G30S PKI ??

"Perang Dingin" antara Rusia vs USA sangat berperan saat itu apalagi Presiden Soekarno sedang membangun kekuatan "Jakarta Beijing Moscow" untuk menandingi pengaruh USA dan sekutunya.
Sejarah Indonesia menceritakan begitu keji prilaku PKI (Partai Komunis Indonesia) dengan membunuh 7 Jenderal secara kejam dengan siksaan sayatan pisau.
Namun, belakangan ahli forensik menyatakan tidak ada sayatan pada tubuh korban seperti yang dikisahkan dan ditampilkan di layar lebar kepada rakyat Indonesia.
Apakah itu kekejian yang hanya dibuat buat oleh Orde Baru untuk mencuci otak rakyat Indonesia sejak kecil untuk membenci PKI ??
Kemudian pertanyaan berikutnya adalah Apakah Supersemar itu benar ada ?? Bahkan tokoh utama siapapun pada tragedy bersejarah tersebut tidak mampu memperlihatkan Surat Perintah Sebelas Maret yang ditandatangani oleh Presiden Soekarno.

Salah satu korban adalah Jenderal Ahmad Yani yang juga adalah Jenderal kesayangan Presiden Soekarno karena loyalitasnya.
Seandainyapun Presiden Soekarno saat itu ingin menyerahkan kekuasaannya, bukankah beliau akan menyerahkannya kepada seorang Jenderal daripada kepada seorang Let Kol ??

Bagaimanapun juga, ideologi Komunis (PKI) sangat tidak sesuai dengan dasar negara Pancasila dan UUD'45 dan untuk itu PKI dan ideologi lainnya termasuk Khilafah tidak layak hadir di tengah rakyat Indonesia. Ideologi ideologi tersebut hanya akan menghancurkan NKRI.

Terkadang pembelokan sejarah mungkin diperlukan oleh penguasa demi kebaikan bangsa dan negaranya.


Sejahtera dan sehat selalu.
Raymond Liauw

No comments:

Post a Comment