Monday, July 17, 2017

JOKOWI ANAK DESA YANG MEN-DUNIA



Setelah lulus S1 dari Trisakti tahun 1992, saya sempat bekerja di sebuah perusahaan rokok dengan gaji sekitar Rp.350 ribu / bulan. Saya sudah senang dengan besarnya gaji yang saya terima karena ada tambahan beberapa ratus ribu rupiah lagi sebagai tunjangan tugas ke luar kota.

Saya ingat banget ketika saya baru datang ke Australia tahun 1994 untuk melanjutkan study S2, seorang mahasiswa Indonesia yang saya yakin usianya sekitar 4 tahun lebih muda dari saya dan ketika itu dia hampir menyelesaikan program Sarjana jurusan Akuntansi menghampiri saya.
Dia bilang walaupun belum pernah kerja di Indonesia tapi dengan kemampuan bahasa Inggris dan bermodalkan sarjana akuntansi dari Melbourne, dia berharap dapat gaji di atas Rp.5 juta.
Awalnya saya sempat berpikir itu anak bercanda atau mungkin dia akan kerja di perusahaan bapaknya atau keluarganya. Ternyata dia bicara serius dan bukan bekerja untuk keluarganya.
Tahun 1998 sekembalinya saya dari Australia, saya ketemu dengannya. Singkat cerita, dia cerita apa yang diharapkannya saat masih kuliah di Australia dulu ternyata meleset jauh. Gaji yang diterimanya dari CITI BANK sebagai Teller saat itu benar benar jauh sekali di bawah Rp.5 juta, bahkan Rp.1 juta pun tidak sampai.

Di tahun pertama Jokowi menjadi Presiden RI, pada suatu kesempatan beliau berpidato dengan menggunakan bahasa Inggris di hadapan para pemimpin negara lainnya. Para hater yang adalah juga rakyat Indonesia sendiri mengolok olok kemampuan berbahasa Inggris beliau dengan berbagai sebutan penghinaan dan cemoohan. Merekapun membandingkannya dengan Pak Prabowo yang memang pernah sekolah dan lulusan luar negeri.
Kalau boleh saya bilang bahwa para hater menilai Pak Jokowi tidak dengan hati nurani dan pikiran jernih tetapi dengan kebencian dan iri hati.

Berbagai keberhasilan yang telah dicapai Pak Jokowi sebagai Presiden RI dalam kurun waktu kurang dari 3 tahun, ternyata telah tersiar dan terdengar bukan hanya di Asia tapi juga ke seluruh dunia termasuk USA dan Eropa.

Ternyata banyak sekali orang Indonesia yang terlalu merendahkan bahkan menghina kemampuan bangsanya sendiri seperti teman saya di atas yang dengan sombong menganggap dirinya lebih mampu / unggul karena dapat fasih berbahasa Inggris dan lulusan luar negeri padahal kemampuan lulusan lokalpun tidak kalah dengannya, bahkan bangsa lain justru seringkali mengagumi dan memuji kemampuan bangsa kita. Sebagai catatan, salah satu "pembantu"nya Pak Jokowi yang bernama Sri Mulyani pernah ditarik oleh Bank Dunia.

Sebagai bangsa Indonesia, sangatlah tidak elok menghina dan mengolok pemimpin negara kita sendiri hanya karena gaya bicara dan kemampuan bahasa Inggrisnya tetapi lihatlah bagaimana dunia menyambut, mengapresiasi dan menghargai Presiden Jokowi sebagai salah satu pemimpin besar di dunia saat ini.

Pak Jokowi anak desa yang hanya mengenyam pendidikan di dalam negeri kini telah mendunia. Tidak ada satupun manusia yang mampu menghentikan "kepak sayapnya" bila Allah telah berkehendak dan berpihak kepada beliau.

#Jokowi2Periode


Sejahtera dan sehat selalu.
Raymond Liauw

No comments:

Post a Comment