Sunday, January 31, 2016

KAUL SUCI YANG TERKHIANATI



Untuk kesekian kalinya rumah kami didatangi oleh para “pekerja ladang Tuhan”. Ketika pintu saya buka, mereka dapat melihat langsung ke dalam dan tepat di atas tungku api rumah kami terpampang kayu salib dimana “seseorang” tergantung, yang menyatakan bahwa kami adalah keluarga Katholik. Melihat dari penampilannya mereka sangat sopan dan ramah. Seperti biasa, sebelum pergi mereka memberikan selebaran sekaligus mengundang kita untuk datang ke gerejanya. Perlu digaris bawahi bahwa mereka siap membantu kita dalam bentuk apapun termasuk mencarikan pekerjaan bahkan hingga masalah financial.


Saya salud dengan kesabaran dan keuletan mereka yang tetap datang walau kami tidak tertarik. Bahkan terkadang orang yang datang adalah orang yang sama. Saya tidak heran bila ada Pendeta yang menggunakan harta kekayaannya untuk mempromosikan gerejanya untuk menarik orang banyak datang. Mungkin juga itu adalah salah satu cara Tuhan menggunakan kemewahan dunia melalui Sang Pendeta dan pengikutnya agar banyak orang beribadah, meninggalkan perjudian, pelacuran atau segala macam bentuk kemaksiatan.


Perlu diingat bahwa Tuhan dapat menggunakan segala apapun dalam misinya sekalipun Tuhan dapat menggunakan orang jahat untuk “menyembuhkan” kita.
Yang konyol tuh seandainya mereka ingin membantu kita tetapi kita wajib menjadi pengikutnya.


Bagi umat non-Kristiani mungkin akan berpikir, sesama pengikut Yesus (Nabi Isa) semestinya tidak apa apa bebas pergi ke gereja manapun. Apalagi ada lagu yang liriknya bilang “...Ku tak tau kau dari gereja mana…. Asalkan beralaskan Kristus…. Engkaulah saudara saudariku…. Marilah kita bekerja sama…. Hallelujah Halelujah…. Bla bla bla bla……”.


Umat Katolik mengakui bahwa para Paus sebagai pengganti Santo Petrus yang menurut ajaran Gereja Katolik telah dijadikan "gembala" oleh Yesus dan "batu karang" dari Gereja Katolik. "Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya. Kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Sorga. Apa yang kau ikat di dunia ini akan terikat di sorga dan apa yang kau lepaskan di dunia ini akan terlepas di sorga." (Matius 16:18-19).


Dalam perjalanan sejarah Katholik, Reformator Protestan mengkritik kepausan sebagai institusi yang korup dan mengkarakterkan paus sebagai seorang anti-kristus. Para Protestan juga berargumen bahwa ”batu” yang dimaksud ialah Yesus sendiri ataupun kepercayaan atau iman dari Petrus.


Pada tulisan ini, saya tidak tertarik memperdebatkan masalah di atas (Katholik vs Protestant), karena dalam kenyataannya hingga kini Katholik masih berdiri tegar sedangkan penyebaran Protestant pun tidak terbendung bahkan menciptakan banyak aliran.


Namun, ada suatu hal yang lebih menarik bagi saya.

Sering kita lihat / baca berita banyak hal yang tidak pantas dilakukan oleh para biarawan/wati Katholik yang telah melakukan kaul untuk hidup membiara.
Tadi pagi ada seorang teman Katholik yang bilang zaman sudah berubah dimana kini di Indonesia banyak Pastor berpacaran atau senang mengganggu istri orang atau para janda Katholik, baik secara terang terangan maupun sembunyi sembunyi. Belum lagi adanya Pastor yang selalu berorintasi ke uang untuk hidup berfoya dan kepentingan pribadi.

Hal hal demikian saya yakin tidak hanya terjadi di Indonesia tetapi juga di negara lain.

Jadi dapat terlihat bahwa sebenarnya banyak Biarawan/wati Katholik yang ingin hidup seperti manusia biasa (atau seperti Pendeta Protestant) namun juga ingin tetap dilihat sebagai Biarawan/wati penggembala umat Katholik.


Saya koq’ jadi teringat film lama yang berjudul The Thorn Bird dimana kisah seorang Pastor yang menjalin cinta dengan seorang wanita hingga memiliki anak tetapi si Pastor baru mengetahui bahwa dia punya anak saat di ujung ajalnya (saat itu sudah menjadi Kardinal).


Saya secara pribadi dari satu sisi tidak menyalahkan mereka karena mereka hanyalah manusia biasa yang setiap saat dapat terjerumus ke lembah dosa. Namun, di sisi lain saya tidak menyukainya karena keangkuhan diri dan demi menjaga gengsi mereka tetap tidak mengundurkan diri dari posisinya sebagai Pastor.


Lalu teman saya bilang semestinya peraturan Gereja Katholik diperlunak untuk memberikan kebebasan kepada Biarawan/wati nya untuk menikah dan hidup layaknya Pendeta Protestant.


Untuk itu, saya langsung jawab tidak setuju karena bila itu sampai terjadi maka Katholik akan menjadi kenangan belaka hanya gara gara para oknum imam mengkhianati kaul mereka.


Semoga Tuhan selalu mencurahkan rahmat-Nya kepada para pemimpin gereja; Paus, para Kardinal dan semua rohaniwan/wati agar selalu dikuatkan imannya dan tetap menjaga kesucian kaul Katholik-nya. Amin.

No comments:

Post a Comment