Saturday, January 9, 2016

PERLUKAH ADANYA FPI (Front Pembela Islam) ??


Siapa seh orang Indonesia yang tidak mengenal ormas garis keras yang satu ini. Bahkan sepak terjangnya banyak diketahui oleh negara negara tetangga termasuk Australia bahkan Amerika.
FPI adalah ormas yang dibentuk paska tumbangnya Orde Baru sebagai perwujudan "balas dendam" akibat rezim Suharto tidak mentolelir tindakan ekstrimis dalam bentuk apapun.

Tujuan ormas ini adalah melawan kemaksiatan dengan cara yang lebih kita kenal dengan melakukan sweeping / penertiban. Namun seringkali berbuntut pengrusakan dan kekacauan.
Saya yakin banyak orang yang sudah muak dengan prilaku para anggota FPI yang sering menjurus ke anarkis, bukan cuma saat melakukan sweeping di bulan Ramadhan tetapi juga ketika mereka melakukan aksi demo menentang Gubernur Ahok yang dianggapnya tidak layak memimpin DKI karena Ahok adalah Tionghoa dan Non Muslim.

Saya bukanlah anggota maupun simpatisan FPI, tetapi saya melihat ada hal hal menarik yang sedikit atau bahkan tidak terlalu dipublikasikan oleh media tentang peran baik dari ormas ini. Dengan kata lain, saya melihat adanya pemberitaan media yang berat sebelah karena cenderung mendiskreditkan FPI.

Para anggota FPI telah banyak berpartisipasi dalam kegiatan sosial seperti mendirikan posko posko bantuan saat terjadi Tsunami Aceh, banjir Jakarta, bantuan untuk pengungsi Rohingya...... saya yakin masih ada lagi.

Untuk skala internasional, FPI juga telah mnyumbang milyard-an rupiah untuk rakyat Gaza, Palestina yang berarti mereka bukan hanya membantu saudara Muslim di sana tetapi juga membantu para pejuang Kristiani dan Yahudi Palestina melawan penindasan zionis tentara Israel.
Ketika reputasi Polri sedang terpuruk, tiba tiba mereka berhasil melacak dan menemukan sarang gembong teroris. Kalian bertepuk tangan menyanjung Polisi dan menyebut mereka sebagai pahlawan.

Hhmmm.......
Tidakkah kalian terlalu cepat hanya melihat hasil akhir ??
Apakah kalian tidak berpikir, dalam suatu penyelidikan memasuki wilayah preman juga sebaiknya menggunakan preman ?? dan bukan menggunakan seragam perlente.
Tidakah kalian memperhitungkan kontribusi ormas garis keras seperti FPI dalam mengungkap suatu kasus teroris di dalam negeri ??
Hal ini tidak pernah diberitakan / diekspose oleh media massa. Apalagi menyebut FPI sebagai pahlawan ketika berhasil melacak dan menyusup ke sarang persembunyian teroris.
Yang kita tau hanyalah berita pagi berjudul "Sarang Penyamun Berhasil Digrebek, 3 Penyamun Tewas".

Bila anda berpikir bahwa saya meremehkan kemampuan Polisi untuk mengungkap kasus teror tersebut, anda salah.
Sebaliknya, menurut saya justru itu adalah suatu cara yang cerdik menanggapi buah matang di bawah sedangkan orang lain yang memanjat pohonnya.
 Namun suatu hal yang pasti adalah bukan lagi rahasia bahwa FPI didanai oleh Polri dan BIN sebagaimana Yahya Assegaf seorang senior anggota BIN dalam suatu wawancara pernah menyatakan bahwa FPI sangat dibutuhkan sebagai "attack dog".

Janganlah heran bila banyak prilaku para angota FPI yang nyata nyata melanggar hukum tetapi seolah olah didiamkan atau mungkin mendapat "restu" dari pihak penegak hukum. Justru itulah pesan yang sebenarnya ingin disampaikan oleh "pelatih" agar persepsi orang terhadap FPI adalah brutal anarkis bertameng agama.
 Sebelum kalian menjawab pertanyaan apakah FPI dibutuhkan oleh rakyat Indonesia, maka jawablah dulu pertanyaan Masihkan Polri dan BIN membutuhkan FPI di lapangan sebagai "anjing pelacak dan penyerang" ??

Dengan mengibaratkan FPI adalah
Sekelompok anjing liar yang diadopsi, diberi makan dan dilatih menjadi serigala untuk membantu tugas negara selama belasan tahun.
Si Pelatih dan Pemelihara FPI memang sengaja membuat buruk wajah FPI ternyata berhasil membuat kebanyakan orang membenci FPI. Semakin buruk wajah FPI maka semakin berhasil si Pelatih dan Pemelihara.

Bagaimanapun pembubaran ormas yang satu ini memerlukan konsolidasi dengan pihak terkait yang membutuhkannya dan mungkin cara "pelatihan" dapat dirubah agar tidak terlalu terkesan anarkis. Misalnya FPI diminta untuk bekerja sama dengan banser NU atau membantu Ahok membersihkan sungai / jalanan atau apapun kegiatan yang menimbulkan rasa simpati masyarakat kepada mereka. Kegiatan simpati tersebut harus dilakukan terus menerus, bukan cuma sekali dua kali, tetapi dijadikan kegiatan rutin.

Dari lubuk hati yang terdalam, saya turut berduka cita atas berpulangnya Habib Selon kepada Sang Pencipta.
Semoga amal ibadah beliau diterima Allah.
Kepada keluarga, saudara dan kerabat yang ditinggalkan semoga diberi ketabahan.
Hanya kepada-NYA kita semua akan kembali. Aamiin.


Salam damai dan sejahtera.

No comments:

Post a Comment