Bagi
saya, keimanan adalah hak pribadi seseorang untuk menentukan
pilihannya bagaimana cara dia memuji dan menyembah Sang Pencipta.
Ketika beredar berita seorang wanita mengaku mantan Suster menjadi seorang mualaf, secepatnya umat Katholik mencari tau kebenarannya dan ternyata si wanita tersebut memang pernah tinggal di biara namun belum menjadi Biarawati Katholik sesungguhnya, melainkan masih tahapan belajar untuk menjadi Suster. Baru baru ini juga muncul berita seorang pria mengaku mantan Pastur lulusan terbaik Vatican meninggalkan Katholik. Lagi lagi kisah pribadi yang disampaikan oleh si pria tersebut adalah tidak benar.
Perlu kita ketahui bahwa untuk menjadi seorang Biarawan / wati Katholik tidaklah mudah. Bukan berarti hanya karena pernah sekolah seminari dan tinggal di biara, lalu mereka automatis langsung menjadi Pastur atau Suster.
Dalam
kenyataannya untuk menjadi seorang Biarawan / wati sesungguhnya
mereka harus melalui berbagai tahapan yang memakan waktu bertahun
tahun. Begitu pula kita pun sering membaca berita kisah Pendeta
Protestant pindah agama.
Saya
malah bilang Alhamdulillah, akhirnya mereka memperoleh hidayah untuk
menjadi seorang muslim yang mengimani ajaran rahmatan lil alamin,
rahmatan bagi seluruh alam semesta. Itupun suatu hal yang saya tunggu
tunggu akankah hidayah tersebut datang juga kepada saya ?
Orang macam saya dosanya sudah bergudang gudang.
Orang macam saya dosanya sudah bergudang gudang.
Namun, yang saya sayangkan adalah saat mereka berkotbah di hadapan puluhan bahkan ratusan umat Muslim, mereka memberikan kesaksian tidak benar dan menjelek jelekan agama mereka sebelumnya, seakan akan ajaran Kristiani adalah ajaran sampah najiz.
Sedangkan
saya pribadi yakin sekali bahwa memusuhi dan menghujat umat Kristiani
bukanlah ajaran Islam yang sesungguhnya, bahkan Nabi Muhammad sendiri
sangat menghormati Yesus dan memerintahkan para pengikutnya untuk
melindungi umat Kristiani dari kezoliman.
Satu hal yang pasti adalah sesuai dengan apa yang tertulis di Alkitab bahwa sudah selayaknya umat Kristiani harus selalu siap untuk dicemooh dan dihujat karena Yesus Kristus, dengan kata lain umat Kristiani harus selalu siap untuk “memanggul” Salib Kristus.
Sekitar jam 10 malam tadi waktu Texas, saya bersiap akan tidur tiba tiba hp saya berdenting terima pesan inbox kiriman sebuah video.
Video
tersebut menayangkan seorang bapak yang meninggalkan agamanya untuk
kini menjadi seorang Kristiani. Dengan semangat berapi api orang di
video tersebut bersaksi menceritakan mulai dari kisah hidupnya hingga
menjelekan dan menghujat ajaran agamanya yang dianut sebelum dia
menjadi Kristiani.
Saya lantas berpikir “ini orang baru saja menjadi Kristen tapi sudah menyulut api kebencian dan menghujat agama lain".
Daripada saya balas inbox tersebut mendingan saya kasih respon saya di sini. Nulis sambil mata kiyep kiyep 5 watt.
Kepada kalian yang telah berkorban meninggalkan agama kalian dan kini menjadi seorang Kristiani, saya ucapkan selamat. Jalanilah hidup kalian sesuai dengan ajaran cinta kasih Yesus Kristus dan selalu siap untuk “memanggul” Salib-NYA.
Raymond
Liauw
No comments:
Post a Comment