Thursday, February 4, 2016

SURAT UNTUK LGBT




Berbicara mengenai topik apapun akan selalu ada pro dan kontra termasuk membicarakan masalah LGBT yang sedang marak di Indonesia.


Ketika pertama kali merantau ke Australia tahun 1994, banyak saya jumpai pasangan sesama jenis bermesraan di publik. Mereka seakan tidak peduli dengan orang sekitar dan sebaliknya orang sekitar merekapun tidak mempedulikannya. Pemandangan demikian membuat saya tertegun karena tidak pernah saya jumpai di Indonesia.

Begitupun saat melanjutkan perantauan saya ke negeri Uncle Sam, lagi lagi saya menemukan hal yang sama.


Bahkan ada teman kantor yang secara terang terangan datang memperkenalkan saya dengan "istri"nya dan mengundang saya untuk hadir di acara "pernikahan" mereka di Miami - Florida.


Kami di sini dapat melihat dan merasakan betapa lembut perasaan mereka.
Mereka bukanlah seorang yang sok gagah gagahan preman kacang walaupun penampilan mereka dari cara berpakaian ada yang mengendarai motor Harley atau memiliki tatoo. Tetapi ketika kita berbicara dengan mereka, mereka sangat berhati hati dengan sopan dan penuh hormat agar tidak menyinggung perasaan orang lain terutama terhadap orang yang sedang bicara dengannya.


Kami di sini respect terhadap mereka bukan hanya karena di sini ada UU anti diskriminasi tetapi terlebih dari itu adalah prilaku mereka yang begitu tampak penuh cinta kasih dengan kelembutan (kemayu) terhadap sesama manusia.

Kami tidak pernah mengucilkan mereka dan kami menerima mereka sebagaimana mereka adalah manusia yang diciptakan oleh Allah yang sama.
Mereka begitu penuh percaya diri, tanpa malu dan tanpa ragu untuk menyatakan siapa diri mereka. Seringkali kami lihat mereka menggendong bayi dan menuntun anak anak mereka yang kami yakini sebagai hasil adopsi. Tampak sekali mereka adalah keluarga yang berbahagia.
Mereka juga datang ke gereja bersama pasangannya dan saya juga yakin banyak di antara pengunjung masjid yang juga anggota LGBT.

Saya pribadi bukanlah pendukung LGBT tetapi yang pasti kami tidak punya hak untuk mengucilkan kalian apalagi mengutuk kalian.


Apakah mereka yang mengucilkan dan mengutuk LGBT tidak memiliki dosa ??
Bagaimana mungkin seorang pendosa mengutuk pendosa lainnya ??


LGBT sudah ada sejak zaman para nabi dan akan selalu ada hingga kiamat.
Begitupun dengan kalian kelompok LGBT Indonesia bahwa kalian semestinya bisa hidup lebih bebas merdeka tanpa takut dan malu dengan apa adanya layaknya kaum LGBT yang hidup di negara Australia dan USA.

Kondisi Indonesia saat ini sedang dalam transisi di segala bidang. Mulai dari anti korupsi, kebebasan beragama hingga LGBT. Jadi, wajar akan bermunculan kritik kritik sumbang dari mereka yang kontra.


Mendengar akun sahabat saya bang Denny Siregar dipaksa pingsan gara gara mengupas topik LGBT, saya merasa sedih.
Saya yakin dengan seyakin yakinnya bahwa tidak ada maksud setitikpun dari bang Denny Siregar ingin mencemooh apalagi mengutuk kelompok LGBT. Justru malah sebaliknya, apa yang disampaikannya layaknya sebuah nasihat seorang kakak terhadap adiknya dengan harapan kembali ke kodrat Allah dimana pada awalnya hanya diciptakan Pria dan Wanita.


Bagaimanapun, hidup adalah suatu pilihan dimana kita sebagai manusia bebas untuk menjalaninya, selama kita tidak merugikan apalagi melakukan tindak kriminal terhadap orang lain.
Kita semua juga kelak akan mempertanggung jawabkan semua perbuatan kita selama di dunia di hadapan-NYA.


Salam sejahtera selalu khususnya untuk kalian kelompok LGBT dari kami di Texas. Semoga Allah selalu menyertai kita semua.
Raymond Liauw

No comments:

Post a Comment