Monday, January 1, 2018

HARUSKAH KITA MEMBELA AGAMA KITA SECARA BERLEBIHAN ??



Seorang teman yang tinggal di Jerman berasal dari Indonesia seringkali menulis status mengenai ketidaksukaannya kepada para immigrant Muslim yang datang dari Afrika dan TimTeng karena para immigrant tersebut seringkali membuat onar di Eropa bahkan sampai ke masalah makan siang gratis untuk anak anak mereka di sekolah pun para immigrant Muslim tersebut meributkannya hingga ke parlement. Belum lagi masalah Hukum Syariah yang mereka tuntut dari pemerintah Jerman untuk diberlakukan di negara Jerman tempat mereka ditampung. Para refugees Muslim tersebut membawa ideologi Khilafah ke tanah Eropa dimana mereka ditampung.

Tulisan tulisan komplain dan kemarahan teman saya sering disalahartikan oleh para pembaca yang menganggapnya sebagai seorang yang Rasis dan Anti Islam.
Padahal apa yang disampaikan oleh teman saya adalah suatu kenyataan yang ada di Jerman dan tulisannya merupakan sebuah bentuk kekecewannya kepada pemerintah Jerman yang terlalu memanjakan immigrant Muslim asal Tim Teng dan Afrika di Jerman. Salah satunya adalah masalah tunjangan hidup yang diterima oleh keluarga immigrant Muslim dari pemerintah Jerman bisa mencapai sekitar $5000 / bulan per keluarga tanpa harus bekerja (suami istri tidak bekerja tapi punya banyak anak). Sedangkan teman saya yang merupakan warganegara Jerman walaupun sudah bekerja keras tapi tetap saja penghasilannya masih jauh di bawah jumlah yang diterima oleh para refugees tersebut.  Pajak penghasilan yang dibayar oleh para pekerja di Jerman digunakan untuk membiayai hidup para refugees tersebut.

Pandangan orang yang mengatakan teman saya Rasis dan Anti Islam adalah sangat berlebihan karena mereka tidak menggunakan akal sehat dan hanya terfokus pada agamanya.

Kini saya mau memberi pandangan saya sebagai immigrant asal Indonesia di USA.

Kalau di US, jarang sekali saya mendengar adanya onar / riot atau masalah besar yang dilakukan oleh para immigrant Muslim asal TimTeng atau Afrika.
Seandainyapun ada misalnya mereka meminta diberlakukan syariah law di beberapa kota termasuk di Dallas salah satu kota di Texas, tapi itu tidak sampai rusuh (hanya sebatas usulan). Ada juga masalah makan siang gratis di sekolah (di San Diego, California) dimana mereka meminta untuk tidak menyediakan babi di seluruh sekolah, itupun hanya usulan dan tidak sampai berpolemik besar.
 Saya juga pernah bilang bahwa sekitar 1 1/2 miles dari rumah saya sedang dibangun Masjid yang cukup besar untuk dijadikan Islamic Center. Warga sekitar tidak marah tidak protes malah kami begitu antusias ingin melihat bangunannya nanti setelah berdiri.
Jadi, bisa saya katakan bahwa prilaku para immigrant dan refugees Muslim asal TimTeng dan Afrika di USA terbilang baik dan mengikuti hukum yang berlaku di USA. Juga, janganlah heran bahwa ada ribuan Muslim di USA saat pilpres menjadi pendukung Donald Trump.

Di sini saya tidak membahas teroris yang berkaitan dengan ISIS atau AlQaida. Yang saya bahas adalah prilaku immigrant (termasuk refugees) Muslim asal TimTeng dan Afrika di USA secara keseluruhan. Malah sebaliknya, di USA para immigrant yang berasal dari Mexico dan Colombia yang hampir semuanya beragama Katholik dan Protestan justru yang sering sekali membuat onar dan kriminal. Mereka memiliki jaringan internasional untuk menjadi Drug Dealers atau Drug Cartels lalu menyelundupkan barang haram tersebut melalui jalan darat masuk ke US. Setelah tiba di US, barang haram tersebut disalurkan melalui jaringan penjualan obat bius mulai dari tempat hiburan malam, sekolah sekolah, kompleks perumahan dan perkumpulan anak muda di US.

Bukan cuma immigrant seperti saya tapi rakyat Amerikapun sudah muak dengan prilaku mereka. Pada tahun 2016 di US terdapat lebih dari 64,000 orang tewas akibat overdosis. Makadari itu kami sebagai rakyat US mendukung program Presiden Trump untuk menghabisi dan mendeportasi para kriminal illegal immigrant asal Mexico, Colombia dan juga negara Amerika Latin lainnya.
Pada akhir tahun 2016 terdapat sekitar 12 juta illegal di US yang diperkirakan sekitar 8,5 juta dari South America, sisanya dari Asia dan negara lainnya.

Lantas, apakah kalian juga akan mengatakan bahwa saya Anti Katholik dan Anti Protestan hanya karena saya mendukung Presiden Trump untuk mendeportasi jutaan illegal dari South America perusak generasi muda ??

Aahhhh..... bila anda membela agama anda secara membabi buta maka nalarpun seolah anda tidak memilikinya. Sama halnya anda mengejek hidung orang pesek, padahal hidung anda sendiri melesek ke dalam walau gigi anda tampak lebih mancung.


Sejahtera dan sehat selalu.
Raymond Liauw

No comments:

Post a Comment