Sunday, May 14, 2017

HIDUP DONGO MATIPUN DONGO

HIDUP DONGO MATIPUN DONGO

Beberapa bulan lalu saya pernah menulis status mengenai adanya sekelompok Tionghoa di Indonesia yang bekerja sama dengan penjajah Belanda dan Jepang melawan orang orang Tionghoa yang bergabung dengan para pejuang kemerdekaan Indonesia.

Kemudian setelah zaman kemerdekaan ada banyak kelompok Tionghoa (terutama dari kalangan pengusaha) yang bersekutu dengan Orde Baru untuk melakukan korupsi....
Korbannya adalah semua lapisan rakyat kecil tanpa terkecuali kaum Tionghoa juga.

Lihat saja terutama di Kalimantan masih banyak banget warga keturunan Tionghoa yang sudah ratusan tahun secara turun temurun tinggal di Indonesia dan hidupnya di bawah garis kemiskinan. Tinggalnya di rumah bilik bambu, tidur di atas tikar, lantai rumahnya tanah, MCK di sungai, jangankan handphone bahkan TV saja tidak punya. Pokoknya mereka hidup miskin banget dah.

Dalam postingan saya tersebut, untuk kelompok Tionghoa yang bekerja sama dengan penjajah Belanda dan Jepang, juga yang bersama sama dengan pejabat negeri melakukan aksi korupsi, saya menyebut mereka dengan sebutan "Cina Sialan" dan "Cina Bangsat"
Ternyata tulisan saya waktu itu menuai banyak yang menentang dan ngamuk ngamuk di inbox gue kagak ladenin, bahkan ada yang melaporkan ke Oom FB karena merasa tersinggung. Padahal "sebutan" yang saya tulis itu adalah berdasarkan fakta yang saya tau di lapangan justru dari teman teman saya yang Tionghoa yang benci dengan aksi koruptor.

Saya yakin 100% bahwa dalam kenyataannya di lapangan banyak sekali orang keturunan Tionghoa yang tidak suka dengan para pengusaha Tionghoa yang bisnisnya bergantung pada para pejabat koruptor.

Kelompok Tionghoa koruptor tidak peduli dengan suku kalian yang Jawa, Sunda, Batak, Ambon, Manado atau suku apapun termasuk suku Tionghoa. Mereka juga kagak peduli dangan agama kalian.
Koruptor adalah tetap Koruptor. Yang penting kantong pribadi penuh, punya rumah mewah, vila mewah, mobil mewah, dll... dll... Ibarat kata, sekalipun orang miskin makan batu dan tai kucing juga mereka kagak peduli.
Yang pasti, Koruptor senang banget dengan orang orang Dongo yang mau dijadikan budak demo panas panasan atau hujan hujanan. Bayarannya murah pula cuma 50 rebu perak plus makan nasi kucing.

Sedangkan bossnya orang orang Dongo itu enak santai di hotel mewah dan makan mewah pula.
Waktu hidup elu jadi orang Dongo, bisa bisa waktu mati elu masih tetap Dongo.


Sejahtera dan sehat selalu.
Raymond Liauw

No comments:

Post a Comment