Sunday, May 14, 2017

PUASA JIWA dan RAGA UMAT KATHOLIK



Sejak 1 Maret (Rabu Abu) umat Katholik di seluruh dunia sedang menjalani masa Pra Paskah yang juga sering kita sebut dengan masa "berpantang dan berpuasa" pada hari Jumat. Tujuanlah adalah untuk menjaga dan mempersiapkan diri baik hati maupun pikiran juga perbuatan kita untuk menyambut dan memperingati wafatnya Yesus Kristus (Jumat Agung) dan Paskah (kebangkitan Yesus Kristus dari alam maut).

Saya masih ingat ada teman kuliah saya dulu yang b...ilang: "Lhoo... koq' lucu umat Katholik berpantang dan berpuasa cuma hari Jumat saja. Gampang banget puasanya umat Katholik cuma hari Jumat".
Lalu saya jawab "iya memang gampang makanya gue jadi Katholik (sambil cengengesan)".
Sebenarnya jawaban saya kepada teman saya itu hanya sebuah guyon karena memang saya tidak suka berdebat masalah agama dan keyakinan.

Masa Pra Paskah adalah masa yang dinanti nantikan oleh semua umat Katholik. Pada masa ini kami semua mengenang kisah sengsara Kristus yang dimulai dari perarakan penyambutan Kristus ketika memasuki kota Yerusalem. DIA dielu elukan sebagai seorang Raja dipuja puja disambut dengan daun daun palm. Namun tidak berapa lama kemudian mereka yang mengelu elukankan-NYA berbalik menyerang.
 Mulai dari penangkapan di Taman Getsemani, pengadilan, penyiksaan hingga penyaliban-NYA. Tidak ada diantara mereka yang berdemo berontak untuk membela-NYA.
Yang dapat dilakukan oleh mereka yang percaya kepada-NYA saat itu hanyalah menatap, meratap dan menangis.
DIA yang diutus menjadi manusia untuk hidup bersama manusia ciptaan Allah di dunia telah ditolak dan dibunuh oleh sifat jahat manusia. Itulah dunia yang penuh dengan kejahatan.
Namun, DIA bukanlah manusia berdosa yang dilahirkan dengan sperma dan ovum. DIA adalah Firman Allah / Kalam Allah tanpa noda dosa. Pada hari ketiga DIA pun bangkit dari alam mati.

Apa yang kami lakukan dengan berpantang dan berpuasa pada hari Jumat di masa Pra Paskah hanyalah suatu ungkapan kita menyangkal dan menolak keinginan / hasrat yang muncul dari dalam diri kita sendiri.

Namun yang terlebih penting dan paling utama mengenang sengsara Yesus Kristus pada kehidupan sehari hari kita adalah setiap umat Katholik harus mampu memikul Salib Kristus (penderitaan Kristus) yang berarti harus juga selalu siap untuk menerima penderitaan baik jiwa maupun raga dalam kehidupan sehari hari oleh karena Kasih-NYA yang tidak bersyarat.

"Berbahagialah kamu, jika karena Anak Manusia orang membenci kamu, jika mereka mengucilkan kamu, mencela kamu serta menolak kamu sebagai sesuatu yang jahat" - Lukas 6:22.

Sekarang giliran saya serius mau bertanya: "Kenapa aksi demo biasanya dilakukan setelah sholat Jumat ?"
Bukankah sebelum ber-sholat, ketika sedang ber-sholat, dan setelah ber-sholat, hati dan pikiran harus dijaga agar tetap bersih ??? Maksud saya, bukan cuma kaki, tangan dan wajah yang dibersihkan melainkan juga hati dan pikiran.


Sejahtera dan sehat selalu.
Raymond Liauw

No comments:

Post a Comment