Thursday, March 22, 2018

JANGAN KAU HANCURKAN INDONESIAKU



Prilaku anak anak muda di Indonesia sepertinya sudah dalam taraf mengkhawatirkan.
Kita masih belum lupa bagaimana para orang tua mengajak anak anaknya untuk melakukan aksi demo saat mantan Gubernur DKI difitnah menghujat Quran. Diiringi teriakan takbir, anak anak diajarkan untuk rasis, menghujat, membenci bahkan diajarkan bertindak kejam dengan teriakan teriakan “bunuh… gantung… hukum mati…”.
Anak anak masih di bawah umur juga diajak berkampanye menegakan ideology Khilafah yang bertentangan dengan Pancasila dan UUD’45.

Tersebar juga video di medsos yang menayangkan anak anak Pramuka disuruh mengibarkan bendera yang digunakan oleh teroris ISIS yang sama sekali tidak menunjukan rasa patriotic terhadap negara Indonesia.

Hanya beberapa bulan lalu seorang Ustadz yang juga politikus memberikan contoh meminum kencing onta hanya karena hal itu tertulis di dalam Hadits. Sedangkan dalam ilmu kedokteran kencing onta mengandung banyak bakteri kotor.

Lagi lagi muncul berita adanya sekelompok remaja yang meminum oplosan miras dicampur dengan air seduhan bekas pembalut wanita agar dapat menikmati fantasi sex saat bermabuk. Hal ini sangat sulit diterima akal sehat selain menjijikan.

Walaupun tidak seluruh rakyat Indonesia melakukan hal hal di atas, tetapi suka atau tidak suka, mau atau tidak mau itulah suatu kenyataan yang ada pada sebagian generasi penerus bangsa Indonesia, dan itulah yang harus dihadapi bukan cuma oleh seorang pemimpin negeri tetapi juga oleh semua rakyat Indonesia terutama para orang tua.

Saya membayangkan seandainya anak anak muda tersebut diajak berpolitik bukan untuk membangun bangsa tetapi justru untuk menghancurkan bangsa dan generasi mereka sendiri. Ditambah lagi dengan ceramah ceramah “panas” oleh mereka yang disebut pemuka agama dengan mengumbar rasa kebencian, rasis, intoleransi dan radikalisme.
Revolusi mental yang dikampanyekan oleh Presiden Jokowi itu memang benar benar harus ada. Namun perlu kita ingat bahwa maximum jabatan Presiden di Indonesia setelah reformasi adalah hanya 10 tahun atau 2 periode. Saya setuju dengan anda bahwa Pak Jokowi telah bekerja keras dan baik tetapi beliau hanya dapat memerintah hingga 6 tahun ke depan, itupun kalau beliau terpilih kembali pada Pilpres 2019.

Seandainya pengganti Presiden Jokowi nanti adalah seorang yang hanya mementingkan kemakmuran keluarga dan parpolnya saja, bukankah Indonesia akan hancur ??

Pak Jokowi tidak akan selamanya memimpin Indonesia tetapi para politikus yang rakus dengan kekuasaan dan kekayaan akan terus tetap ada di dalam negeri. Para politikus itulah sesungguhnya yang telah melahirkan kaum generasi muda kencing onta dan pembalut wanita di negara Indonesia.
Kebodohan mereka tanamkan dalam diri rakyat Indonesia dengan dalih agama agama agama dan agama saat berkampanye agar mereka terpilih sebagai anggota dewan. Padahal mereka bagaikan Iblis yang mengaku hamba Allah. Hal ini terus dilakukan berulang kali setiap pilkada dan pilpres.
Kalau prilaku para politikus dan anak anak muda di Indonesia semakin parah, maka janganlah heran masa depan bangsa Indonesia akan mengalami kemuraman.

Sungguh sulit membangun negeri tetapi sangatlah mudah untuk menghancurkannya.


Sejahtera dan sehat selalu.
Raymond Liauw

No comments:

Post a Comment