Thursday, March 22, 2018

SUKA CITA ITU ADA PADA KITA



Kami dilahirkan dan dibesarkan bukan dari keluarga mampu. Sejak saya masih kecil dulu, ibu saya selalu memberi minum kepada mereka yang mengetuk pintu untuk meminta minum. Ternyata dalam usinya yang kini sudah mencapai 78 ini, ibu saya tetap melakukan kebiasaan itu kepada penjaja kue keliling bahkan kepada pemulung. Setiap hari ada sekitar 3-5 orang datang mengetuk pintu hanya untuk meminta sebotol air Aqua dingin, dan mereka adalah orang orang yan...g sama. Menjelang Idul Fitri mereka semua juga dapat “bonus” dari ibu saya.

Dulu sewaktu kecil saya pernah bertanya kenapa ibu saya selalu memberi mereka minum karena hal itu akan membuat mereka jadi kebiasaan meminta minta kepada keluarga kita.
Ibu saya cuma jawab singkat “tidak apa apa karena kita punya cukup air untuk kita minum”.

Ketika saya dewasa, sepulang kerja, dalam seminggu saya bisa beberapa kali mampir beli mie bakso urat. Turun dari angkot Mikrolet langsung ke warung bakso. Suatu hari saat sedang menunggu antrian beli bakso, seorang bapak tua meminta uang karena beliau belum makan sejak pagi dan saya kasih uang. Ternyata sejak saat itu tanpa saya sadari apa yang ibu saya lakukan juga saya lakukan. Setiap kali saya datang ke warung bakso, bapak tua sudah menanti saya di depan warung. Sayapun sudah mempersiapkan uang untuk beliau.

Seorang tukang parkir pernah bertanya kenapa saya selalu memberi uang kepada si bapak tua dan apakah saya tidak merasa risih setiap mampir ke warung bakso selalu dimintai uang oleh si pengemis itu. Saya masih ingat jawaban saya saat itu “tidak apa apa, kebenaran saya ada uang lebih”.
Terkadang kalau lagi melamun, saya suka mikir apa pak tua itu masih ada ??
Teman saya bilang warung baksonya sudah sejak puluhan tahun lalu dibongkar dan tidak ada lagi.

Parcaya atau tidak, kebiasaan itupun kini menurun kepada Leonard, anak sulung saya yang masih berusia 10 th.
Setiap menjelang Natal, Leonard selalu mengajak saya untuk mampir ke Supermarket dekat rumah kami di Texas karena di depan pintu masuk biasanya ada orang meminta sumbangan. Orang tersebut mengucapkan “Merry Christmas” sambil menyodorkan baskom plastik ke setiap orang yang lewat.
Saya yakin setiap kali Leonard memasukan uang ke baskom plastik tersebut, ada rasa suka cita yang Leonard rasakan yang tak dapat diungkapkan olehnya, sama seperti rasa suka cita yang ibu saya miliki setiap kali memberi sebotol air Aqua kepada mereka yang meminta, dan juga rasa suka cita yang saya rasakan setiap kali saya memberi uang kepada pak pengemis tua di warung bakso.

Berbahagialah kita yang dilahirkan dan dibesarkan bukan dari keluarga mampu / kaya, tetapi kita mampu untuk memberi.


Sejahtera dan sehat selalu.
Raymond Liauw.

No comments:

Post a Comment