Tegar, kokoh menantang bumi
Tersenyum sinis, beralis tinggi
Pantang membungkuk demi wibawa diri
Purnama
berhenti di pelukan malam
Perlahan
merunduk diamMemamerkan senyum dalam kelam
Cahaya emas menembus lapis bumi terdalam
Dikala
malam tertidur lelap
Prahara
datang menyergapSuara lantang berderap
Bumi hangus dalam sekejap
Bongkahan
hitam jatuh tersungkur
Menggeliat
layaknya cacing terjemurMerangkak lemah hingga ke ujung dubur
Kandas di dasar bumi; mati terkubur
Jangan
disangka Purnama berjanji muluk
Lihatlah dia
tetap membungkuk Penuh hormat tanpa lutut tertekuk
Rendah hati bukanlah berarti takluk
Salam kasih dan sejahtera selalu,
No comments:
Post a Comment