Saturday, August 24, 2013

SATU PERAHU DUA DERMAGA

Ketika mata terpejam
Cahaya senyummu tampak dalam kelam
Membuai ditengah kesunyian malam
Indah mempesona lubuk hati terdalam

Jarum jam merangkak pelan tuk menjumpaimu
Namun cepat berlari saat kita bertemu
Sepertinya tak tahan kubalut rasa rindu
Layaknya perut bumi bergejolak ingin bersatu

Kau di sana berperan sebagai Arjuna
Memakai topeng membelah cinta
Kuakui tiada makhluk yang sempurna
Segumpal asa bersandar pada kejujuran jiwa

Bila waktunya tiba
Kau harus memilih satu diantara dua
Tiada kembar bulan purnama
Tiada mungkin satu perahu tertambat di dua dermaga


Salam kasih dan sejahtera selalu,
Raymond Liauw

No comments:

Post a Comment