Di kala
senja, saat rembulan menanti
Menyelinap
ke dalam sukma bagaikan duri
Memaksaku
bersungkur diri
Menerima
kenyataan kita tidak bersatu lagi
Aku tak
pernah menduga
Sebuah
panggilan mengetuk jiwa
Seolah
suara itu bergema langsung dari Surga
Memaksaku
menjauhi kehidupan dunia
Mengalir
kelembutan memasung sastra
Syahdu
mengalun sebuah sonata
Kurajut
syair untuk dia nun jauh di sana
gadis
yang pernah menjadi belahan jiwa
Kita
hidup di dalam suat bejana
Perputarannya
diatur oleh Sang Pencipta
Allah
tlah memilihku untuk melayani-Nya
Sebutan
Pastor telah kuterima
Salam
kasih dan sejahtera selalu,
Raymond
Liauw
No comments:
Post a Comment