Syairku berirama kerinduan
Tak kuasa membalas tatapan
Gairahku bergejolak tak beraturan
Di
hadapanku berdiri seorang Putri
Melemparkan
senyuman terapiMembuat gelisah dasar hati
Asmaraku tersungkur membuka pori
Lenturnya
angin menggesek biola
Menembus
kisi kisi jiwaPanasnya mentari teredam oleh sorotan mata
Begitu lembut dan mesranya nyanyian samudra
Aku
mencintainya bukan kemarin, sekarang atau esok hari
Tapi
hingga bumi tak sanggup lagi tuk berlariDia yang akan selalu menjadi Permaisuri
Dan kan selalu kusebut Istri
Salam kasih dan sejahtera selalu,
No comments:
Post a Comment