Bukit curam mengintai prahara
Kemarau enggan untuk mereda
Kekeringan selalu datang menyapa
Rajawali
melayang dari ranting ke ranting
Garang
matahari menembus setiap sudut tebingTak setetes embunpun berpihak pada tanah kering
Lapisan bumi sudah terlalu garing
Rumput
kering pasrah pada kematian
Retak
tanah melebarkan senyuman Tiada lagi bangau mempersembahkan tarian
Alam menyumbat mata air tanpa belas kasihan
Sayup
sunding tongkeng bermelody syahdu
Tanpa
taburan bunga bersimfoni rinduMenyeret kegersangan keluar dari dalam kalbu
Mengalun dari hati yang sangat pilu
Lamunan
terkais menanti gema suara
Semakin
dalam lubang tanpa uluran tangan menyertaAdakah Malaikat Allah diutus sekedar tuk menyapa
Semoga puisi ini tiba ke tangan Sang Pencipta
Salam kasih dan sejahtera selalu,
No comments:
Post a Comment